Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Dibuka Menit 85 tapi Ada yang Menutup & Mengunci saat Kondisinya Darurat
Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, lokasi ditemukannya banyak korban jiwa ternyata sudah dibuka di menit 85.
Penulis:
Miftah Salis
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM- Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, lokasi ditemukannya banyak korban jiwa dalam tragedi setelah pertandingan Arema FC dan Persebaya, ternyata sudah dibuka di menit 85.
Akan tetapi ternyata ada yang menutup dan mengunci pintu tersebut saat kondisi darurat.
Ketua Panpel Arema FC Abdul Harus menyebut ada oknum yang sengaja melakukan hal tersebut.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) kini terus melakukan investigasi terkait Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Jumat (7/10/2022).
Satu di antara temuan TGIPF yakni soal pintu 12 dan pintu 13 stadion yang ternyata tertutup saat kerusuhan terjadi.
"Temuan pertama terutama pintu 12, 13 dalam kondisi yang tertutup,” kata anggota TGIPF, Doni Monardo, Jumat (7/10/2022), mengutip Surya Malang.
Untuk diketahui, pintu 13 menjadi salah satu titik ditemukannya banyak korban meninggal dunia.
Baca juga: TGIPF Temukan Bukti Penting Tragedi Kanjuruhan, Kini Kumpulkan Keterangan Penggunaan Gas Air Mata
Di pintu tersebut, banyak Aremania hingga seorang bocah yang tewas karena berhimpitan.
Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris yang saat ini menjadi tersangka menyebut bahwa ada oknum yang sengaja menutup dan mengunci pintu 13 saat kondisi darurat.
Abdul Haris mengatakan, pintu 13 sebenarnya telah dibuka di menit 85 pertandingan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Namun ternyata, pintu tersebut tertutup saat penton berusaha keluar untuk menghindari gas air mata.
Berdasarkan informasi yang didapat Haris dari Security Officer Suko Sutrisno, pintu stadion telah dibuka sebelum pertandingan selesai.
Haris pun enggan membeberkan siapa sosok yang menutup pintu tersebut.
Namun, semua kejadian telah terekam di CCTV.
"Sesuai SOP semua pintu harus terbuka, kalau memang tertutup, mohon maaf kalau ada oknum yang menutup itu ada di CCTV. Semua ada di CCTV. " ungkap Abdul Haris, Jumat (7/10/2022), mengutip Surya Malang.
Menurutnya, seluruh pintu termasuk pintu 13 dijaga oleh porter, PAM, dan petugas kepolisian.
"Saya ada di tengah. Yang jelas laporan dari Pak Suko semua pintu sudah dibuka. Selebihnya itu sudah masuk materi penyidikan, jadi biar ranahnya tim bagian hukum yang menyampaikan," tambahnya.
Hal senada juga diungkap oleh Aremania Curva Sud.
Aremania Curva Sud menegaskan bahwa pintu 13 Stadion Kanjuruhan telah terbuka di menit 85 pertandingan.
Seorang Aremanita bernama Dila mengatakan, dirinya benar-benar mengetahui bahwa pintu tersebut telah dibuka pasalnya ia sempat keluar stadion.
Namun Dila masuk kembali di pintu yang sama karena mendengar adanya tembakan gas air mata.
Setelah berusaha keluar karena paparan gas air mata, ia melihat pintu 12 sudah ditutup.
"Terus saya kembali mau keluar, pintu sudah tertutup," katanya.
Untuk diketahui, hingga saat ini polisi telah menetapkan enam tersangka tragedi Kanjuruhan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan enam tersangka tersebut yakni Direktur PT LIB Ahmad Hadian Lukita, Abdul Haris selaku Ketua Panpel, SS selaku Security Officer, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Anggota Brimob Polda Jatim berinisial H, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
(Tribunnews.com/Salis, Surya Malang/Day Ayu/Mohammad Erwin)