Jumat, 5 September 2025

Kasus Tewasnya Anggota Pemuda Pancasila Tertimpa Bangunan yang Dirobohkan Satpol PP Berakhir Damai

Kasus meninggalnya anggota Pemuda Pancasila tertimpa bangunan yang dirobohkan Satpol PP Medan diselesaikan secara kekeluargaan.

Editor: Dewi Agustina
KOMPAS.COM
Ilustrasi tewas - Dedi Irawan, seorang anggota Pemuda Pancasila meninggal dunia tertimpa bangunan kantor ormas tersebut saat Satpol PP Kota Medan menertibkan kantor tersebut, Kamis (11/5/2023). Kasus ini berakhir damai. 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dedi Irawan, seorang anggota Pemuda Pancasila meninggal dunia tertimpa bangunan kantor ormas tersebut saat Satpol PP Kota Medan menertibkan kantor tersebut, Kamis (11/5/2023).

Saat kejadian Dedi bermaksud menyelamatkan inventaris kantor saat Satpol PP Pemko Medan melakukan penertiban di kantor tersebut.

Namun di saat yang sama Satpol PP Kota Medan sedang melakukan pembongkaran bangunan dalam rangka menertibkan bangunan liar.

Terkini kasus meninggalnya anggota PP itu telah diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca juga: Satpol PP Medan Tertibkan Kantor Pemuda Pancasila, Seorang Anggota Ormas Tewas Tertimpa Bangunan

Kasatpol PP Kota Medan, Rakhmat Harahap mengatakan pihaknya sudah menemui orang tua dari korban Dedi Irawan.

Saat bertemu dengan keluarga korban, pihak keluarga mengaku tidak akan menuntut apapun kepada Satpol PP Kota Medan.

"Keluarga korban sudah menerima. Itu kesalahan, dan mereka buat pernyataan tidak akan menuntut," kata Rakhmat Harahap, Minggu (14/5/2023).

Ia mengatakan, sebelum kejadian, pihaknya lebih dahulu menertibkan bangunan di Jalan Jawa, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan.

Setelah penertiban pertama selesai, mereka pun bergerak ke Jalan Bliton Barat.

Di Jalan Bliton Barat, petugas Satpol PP hendak menghancurkan kantor Ranting Pemuda Pancasila Kelurahan Belawan II.

Di sinilah petugas Satpol PP katanya mendapat perlawanan dari massa.

Baca juga: Longsor di Dekat Jembatan Kelok 9 Sumbar, 2 Orang Terluka Setelah Mobilnya Tertimpa Material Longsor

Bahkan, Rakhmat menyebut pihaknya sempat mendapat ancaman pembunuhan.

Ketika itu, pihaknya mengerahkan alat berat ke lokasi.

"Saat alat berat datang, kami sudah tidak ada di belakang. Massa mengerubunginya. Alat berat mau dibakar, sopirnya mau dibunuh. Balik kanan lah dia," kata Rakhmat.

Karena pengemudi alat berat diancam bunuh, petugas Satpol PP kemudian melanjutkan penertiban menggunakan palu gada.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan