Jumat, 12 September 2025

Alun Alun Keraton Solo akan Ditimbun Pasir Laut Selatan, Begini Tanggapan Pemerhati Sejarah

Tidak ada catatan yang menunjukkan sejak kapan pasir Laut Selatan dibawa ke alun-alun namun sekitar abad ke-19 alun-alun dipenuhi dengan pasir

Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
Desain awal Alun-Alun Utara dan Selatan Keraton Solo. 

Laporan Wartawan Tribun Solo Ahmad Syarifudin

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sebagai bagian dari revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta, alun-alun Keraton Solo akan ditimbun pasir dari Pantai Selatan. 

Setelah direvitalisasi alun alun akan seperti di awal abad ke-19 hamparan menjadi pasir Laut Selatan.

Seorang pemerhati sejarah, KRMAP L Nuky Mahendranata Adiningrat mengatakan, tidak ada catatan yang menunjukkan sejak kapan pasir Laut Selatan dibawa ke alun-alun.

Namun berdasarkan foto sekitar abad ke-19 alun-alun dipenuhi dengan pasir.

"Kalau catatan sejarah tidak ada. Tapi pasir itu masih ada ketika alun-alun digunakan untuk kegiatan keraton pada zaman monarki dulu," jelasnya saat dihubungi Selasa (4/7/2023).

Salah satu tradisi yang dilakukan prajurit keraton yakni rampokan macan yang dilakukan di atas pasir.

Baca juga: Gibran akan Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo, Rumput Diganti Menjadi Pasir Pantai Selatan

Ada beberapa foto yang memperlihatkan kondisi ini.

"Dulu sebelum kemerdekaan ada prajurit itu masih berupa pasir. Gladen berupa rumput pastinya licin. Menggunakan pasir berkelahi lebih aman. Kalau rampokan macan tahun 1900 awal 1900 akhir ada foto itu masih berupa pasir," terangnya.

Orang pada zaman dahulu sebelum dikenal lantai plester dan keramik, lantai rumah beralaskan pasir meskipun rumah tertutup.

 "Pada zaman dahulu umumnya mempunyai lantai berupa tanah. Belum seperti sekarang plester, keramik atau tegel. Bahkan semen belum ada. Bangunan tertutup bangsal yang ada atapnya di bagian bawahnya masih berupa pasir," jelasnya.

Hanya saja pasir yang digunakan bisa pasir apa saja termasuk pasir sungai yang melimpah dapat diangkut dari sekitar sungai.

Berbeda dengan Keraton Kasunanan Surakarta yang membuat legitimasi penguasa Jawa.

Digunakannya pasir Laut Selatan seakan melegitimasi hubungan kedekatan dengan penguasa Laut Selatan.

Menguasai Laut Selatan bisa diartikan menguasai Pulau Jawa itu sendiri.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan