Bayi Tertukar di Rumah Sakit
Selain Umumkan Hasil Tes DNA Bayi Tertukar di Bogor, Polisi akan Mediasi 2 Pihak
Selain pengumuman, pihak polisi juga akan melakukan mediasi ke dua belah pihak yang banyinya diduga tertukar tersebut.
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Nuryanti
Ia pun menyebutkan, keduanya memerlukan trauma healing.
"Ke depan baiknya bagaimana antar dua keluarga, ada pendampingan trauma healing dari unit gabungan," tambahnya.
Trauma healing dilakukan supaya kondisi kedua keluarga tetap baik.
Ia juga menyebutkan, tes DNA ini merupakan hal terbaik untuk dua belah pihak.
"Tapi bagaimanapun ini berkaitan dengan nasab seseorang dan sangat penting, akibat hukum yang ditanggung karena harus tertukar," pungkasnya.
Tak Ada Gelang Tertukar
Saat dua bayi lahir, ternyata nakes menuliskan dua nama bayi menggunakan nama yang sama, Dian.
Rusdy Ridho menjelaskan tidak ada gelang bayi yang tertukar, sehingga dua bayi laki-laki yang lahir pada hari yang sama dipasang gelang kaki atas nama Dian.
Hal ini membuat Dian merasa anak yang selama ini dirawat merupakan anak kandungnya.
Rusdy Ridho menyatakan Siti Mauliah dan Dian menjadi korban kelalaian petugas kesehatan RS Sentosa Bogor.
"Pihak keluarga satunya (Dian) tidak mau tes DNA karena merasa anak mereka."
"Tidak ada bukti yang mengarah telah tertukar karena gelang dipakai atas nama mereka sendiri. Sementara gelang yang di Ibu Siti juga nama mereka," paparnya, Rabu (16/8/2023).
Ia juga menyebut, pihak RS Sentosa Bogor harus bertanggung jawab karena merugikan Siti dan Dian.
Ia sebagai kuasa hukum Siti Mauliah akan melaporkan manajemen RS Sentosa Bogor.
"Kenapa bisa dobel? Ini ada menajemen yang buruk tidak melakukan SOP yang benar. Kami akan menggugat kerugian yang sudah dialami klien kami," sambungnya.
Pihaknya juga melaporkan hal ini ke Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.