Relokasi di Pulau Rempang
Kala Warga Rempang Menangis Pilu Tak Ingin Direlokasi: Ini Pusaka Nenek Moyang
Tangis warga Pulau Rempang mengaku rela ditembak mati daripada harus direlokasi dari tanah kelahirannya.
Penulis:
Jayanti TriUtami
Editor:
Suci BangunDS
Meski warga menolak keras, pemerintah terus berupaya merelokasi penghuni Pulau Rempang.
Bahkan, pendaftaran relokasi tahap I bagi warga Pulau Rempang dijadwalkan berakhir pada Rabu (20/9/2023).
Namun, banyak warga yang memilih tetap bertahan di Pula Rempang.
“Jangan kami diintervensi. Sampai sekarang kami tak mau daptar, kalau kami daptar ke posko artinya kami menyerah. Kami masih bertahan di kampung kami, kami tak mau direlokasi,” ujar seorang warga Kampung Tua Pasir Panjang, Launidin, dikutip dari TribunBatam.id, Selasa (19/9/2023).
Baca juga: Segini Ganti Rugi Warga Pulau Rempang yang Tak Mau Pindah, Bahlil Jelaskan Perhitungan Pemerintah
Sementara itu, Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariasuty Sirait mengklaim sudah ada lebih dari 100 kepala keluarga yang mendaftar ke posko relokasi.
Meski begitu, Ariastuty tak menyebutkan secara rinci angka pastinya.
Luhut Binsar Berharap Investor Tak Terpengaruh Bentrok Rempang
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berharap perusahaan China yang berinvestasi ke Rempang Eco City tidak mencabut investasinya.
Luhut berharap, perusahaan China tidak terpengaruh dengen kerusuhan di Rempang.
Untuk diketahui, perusahaan Xinyi Group asal China disebut akan berinvestasi ke Pulau Rempang sebesar 11,5 miliar dolar AS atau senilai Rp 172 triliun.
"Ya kita harapkan janganlah. Dulu kan kekonyolan kita (membuat investor, red) lari ke tempat lain," ungkap Luhut, Rabu (20/9/2023).
"Jadi kita sendiri juga harus introspeksi apa yang salah. Kita tidak boleh malu-malu. Kalau kita salah ya kita perbaiki."
Menkopolhukam Mahfud MD Minta Aparat Hati-hati Tangani Masalah Rempang
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Polhukam), Mahfud MD, meminta aparat penegak hukum dan keamanan untuk hati-hati dalam menangani kasus di Rempang, Kepulauan Riau.
"Oleh sebab itu saya berharap kepada aparat penegak hukum, aparat keamanan supaya berhati-hati menangani ini," katanya usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/9/2023).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.