Senin, 25 Agustus 2025

Sosok Mahasiswi yang Akhiri Hidup di Bantul Diungkap Sepupu, Sering Curhat ke Adiknya

Tak menutup kemungkinan polisi akan datang ke rumah duka untuk melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan alat bukti

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunlampung/Hurri Agusto
Mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta mengakhiri hidupnya di kompleks gedung asrama putri kampus tempatnya berkuliah. Kabar terbaru, Selasa (3/10/2023), SMQF yang berumur 18 tahun itu sudah dimakamkan di Bandar Lampung. 

Sugeng adalah cleaning service di gedung tersebut.

Keduanya coba memindahkan korban diatas meja ruang belajar bersama lantai dasar gedung.

Baca juga: Mahasiswi Tewas Jatuh dari Lantai 4 Gedung di Bantul, Tanggapan Kampus dan 2 Fakta Sebelum Kejadian

Dilanjutkan dengan, petugas keamanan gedung yang diketahui bernama Irwan menelpon petugas medis.

Harapannya datang membawa ambulance.

Namun karena tidak kunjung datang bantuan medis, para saksi berinisiatif membawa korban ke Rumah Sakit dengan menggunakan mobil milik saksi Talkis.

Setibanya di RS PKU Gamping, saat dilakukan pemeriksaan denyut nadi masih ada.

Tapi kondisi itu tak bertahan lama, lebih kurang 10 menit kemudian korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

Keterangan Pihak Kampus

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMY Faris Al-Fadhat mengungkapkan bahwa SM memiliki riwayat gangguan mental, yang diduga menjadi pemicu untuk mengakhiri hidupnya.

"Almarhumah memiliki riwayat psikiater sebelum masuk UMY dan di UMY juga sudah kami tangani melalui psikolog kami. Jadi sebelumnya yang bersangkutan memiliki riwayat gangguan mental," jelasnya.

Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengungkapkan, korban diduga nekat mengakhiri hidup lantaran depresi setelah pada malam hari sebelum kejadian sempat meminum obat langsung 20 biji.

"Ditemukan bekas bungkus di kamar dan keterangan saksi, dan teriak menangis histeris," kata Iptu I Nengah Jeffry.

"Sempat ditolong dibawa ke rumah sakit untuk bantuan medis dan obat berhasil dimuntahkan, dan dari voice note yang dikirim korban berkeinginan mengakhiri hidup," lanjutnya.

Setelah kembali ke asrama, pagi harinya korban yang tidur di salah satu kamar di lantai empat.

Hingga akhirnya diketahui sudah jatuh ke bawah.

"Sebab pernah berkata pada rekannya kalau jatuh dari lantai empat mati apa tidak, sehingga dugaan korban bunuh diri karena depresi dengan lompat dari lantai empat dan membentur genting dan lantai konblok,"

Korban mengalami luka pada kepala bagian belakang, luka dalam, patah kaki kiri bagian bawah, lecet lecet pada kaki dan tangan.
(Tribunjogja.com/Tribunlampung/nei/Han/Hurri)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan