Sehari 2 Pasien Rabies di NTT Meninggal, AO Digigit Anjing 2 Bulan Lalu, YS Kabur dari Puskesmas
Pasien AO sebelumnya digigit anjing liar pada 2 bulan yang lalu. Belakangan dia dinyatakan positif rabies.
Penulis:
Dewi Agustina
Setelah digigit anjing, YS mencuci luka gigitan seadanya tanpa menggunakan deterjen.
Warga setempat menyarankan YS agar melapor ke puskesmas agar tidak terjadi infeksi.
Namun, dia menolak karena menganggap luka gigitan tersebut tidak perlu mendapatkan vaksinasi anti rabies (VAR).
YS kemudian dinyatakan meninggal pada Selasa (7/11/2023) dini hari.
Ria menjelaskan, beberapa jam sebelum meninggal, keluarga sempat menginformasikan kepada petugas medis puskesmas bahwa ada busa keluar dari mulut YS.
Petugas lalu memeriksa kondisi korban dan menyatakan YS meninggal dunia.
"Meninggalnya tadi subuh, sekitar pukul 03.30 Wita," kata Ria kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/11/2023) malam.
Menurut Ria, jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasinya, maka diduga YS mengalami gejala khas rabies.
"Karena mulai muncul gejala awal di minggu ke-20 dan hari keenam pasca-gigitan. Dia meninggal setelah mengalami gejala khas rabies," ujar Ria.
Mengenal Rabies & Penanganannya
Seperti diketahui, rabies merupakan virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi.
Sumber penular dari rabies berasal dari hewan terutama pada anjing.
Selain itu, terdapat beberapa hewan lainnya seperti kucing, sapi, kambing, dan kuda.
Bahkan hewan liar pun juga bisa menularkan, seperti kelelawar, berang-berang, anjing hutan, rubah, monyet, dan rakun.
Virus rabies membutuhkan waktu untuk mencapai otak atau sistem saraf dan mulai menginfeksi.
Gejala akibat virus rabies muncul sekitar 30-90 hari setelah penderita tergigit hewan yang terinfeksi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.