Kamis, 11 September 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Usai Tembak Danramil Aradide Papua, OPM Beri Pernyataan: Segera Tinggalkan Paniai

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - OPM telah mengaku bertanggung jawab atas penembakan Danramil Aradide.

Editor: Erik S
Tribun-Papua.com/Istimewa
TANGKAPAN LAYAR - Sejumlah anggota TNI saat mengevakuasi jenazah Danramil Aradide, Letda Inf Oktovianus Sogalrey yang ditempat hingga gugur oleh TPNPB-OPM di Paniai, Papua Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM, PANIAI-  Usai menembak Danramil Aradide, Kodim 1703-04/Deiyai, Letda Inf Oktovianus Sogalrey hingga tewas, organisasi papua merdeka (OPM) memberikan peringantan kepada warga nonpapua.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - OPM telah mengaku bertanggung jawab atas penembakan Danramil Aradide.

Demikian disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam keterang resminya kepada Tribun-Papua.com, Jumat (12/4/2024).

Baca juga: Kondisi Jenazah Danramil Aradide Letda Oktovianus Sogalrey, Dibunuh OPM hingga Alami Luka Berat

Sebby menyebut Oktovianus ditembak di jalan trans Paniai-Intan Jaya, oleh Komandan Operasi TPNPB Mayor Osea Satu Boma bersama pasukannya pada Rabu (10/4/2024) pukul 17.00 WIT.

"Komando Daerah Pertahanan XIII Kegepa Nipouda Paniai di bawah pimpinan Komandan Operasi TPNPB Mayor Osea Satu Boma bersama pasukannya masuk menyerang TNI di jalan trans Paniai-Intan Jaya," ungkap Sebby.

Atas peristiwa ini, Sebby mengumumkan wilayah Paniai sebagai daerah rawan konflik bersenjata antara TPNPB kontra aparat gabungan TNI-Polri.

Ia pun mengimbau masyarakat nonPapua agar segera angkat kaki meninggalkan wilayah ini.

"Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mengimbau kepada warga imigran Indonesia segera tinggalkan wilayah Paniai. Jika Anda tidak mengindahkan maka Anda bagian dari Indonesian Security Forces, dan akan menjadi target kami," ujarnya.

Perang Revolusi

Komandan Operasi TPNPB Kodap XIII Kegepa Nipouda Paniai, Osea Satu Boma meningatkan aparat gabungan TNI-Polri untuk tidak menyisir warga sipil.

Osea menantang aparat gabungan untuk berperang secara terbuka.

Sebab, penembakan oleh pihaknya diklaim sebagai bentuk perang tahapan menuju revolusi total, demi merebut kemerdekaan.

Baca juga: Sosok Danramil Aradide Letda Oktovianus yang Gugur Ditembak OPM, Dikenal sebagai Pengayom Masyarakat

"Kami tidak minta uang, jabatan atau pembangunan dan lain-lain. Namun sebagai bentuk perlawanan kami terhadap musuh kami yaitu TNI-Polri," ujarnya.

Pihaknya juga menolak segala bentuk pembangunan apapun oleh Pemerintah Indonesia di atas Tanah Papua.

Osea Boma mengeluarkan ancaman tembak mati bagi warga asli Papua yang terlibat membantu TNI-Polri lewat cara spionase terhadap aktivitas TPNPB.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan