Kamis, 11 September 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Terdengar Bunyi Tembakan Saat Jenazah Danramil Aradide Tiba di Kodim Deiyai, Ini Penjelasan Kapendam

Terdengar bunyi tembakan ketika jenazah Danramil Aradide tiba di Kodim Deiyai

Editor: Erik S
pixabay
Ilustrasi - Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan membantah ada serangan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) ke markas Kodim Deiyai. 

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA -  Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan membantah ada serangan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) ke markas Kodim Deiyai.

Diketahui terdengar bunyi tembakan ketika jenazah Danramil Aradide tiba.

Candra mengatakan, tembakan tersebut dilakukan oleh anggota TNI menghalau gangguan keamanan saat jenazah Letda Inf Oktovianus Sogalrey tiba di Kodim Deiyai.

Baca juga: Jadi Korban Pembunuhan Keji OPM, Jenazah Danramil Aradide Akan Dimakamkan di Nabire Besok

"Hoaks, Tidak ada penyerangan ke Kodim Deyai,” kata Kapendam Candra kepada wartawan, Sabtu (13/4/2024) sore.

“Itu merupakan tembakan peringatan dari prajurit TNI karena adanya indikasi akan ada gangguan saat prosesi persemayaman almarhum," sambungnya.

Dikatakan, akibat tembakan peringatan tersebut, anggota keluarga dari almarhum Oktovianus Sogalrey panik.

"Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut," tegasnya.

Dikatakan, kondisi di Deiyai hingga kini aman terkendali.

"Jenazah almarhum bakal dikirim ke Nabire," tukasnya.

Hingga kini, kata Kapendam Candra, jenazah almarhum Oktovianus Sogalrey berada di rumah duka keluarganya di Nabire, dan bakal dimakamkan pada beesok hari (Minggu).

Baca juga: Mabes TNI Pastikan Paniai Kondusif, Aparat Terus Buru Gerombolan OPM yang Bunuh Danramil Aradide

"Masih menunggu keluarga dari almarhum yang masih dalam perjalanan ke Nabire," katanya.

OPM tantang TNI-Polri

Pascapenembakan terhadap Danramil Aradide, Letda Inf Oktovianus Sogalrey, Komandan Operasi TPNPB Kodap XIII Kegepa Nipouda Paniai, Osea Satu Boma menantang TNI-Polti perang terbuka.

Menurut Osea, penembakan terhadap Danramil Aradide sebagai bentuk perang tahapan menuju revolusi total, demi merebut kemerdekaan.

"Kami tidak minta uang, jabatan atau pembangunan dan lain-lain. Namun sebagai bentuk perlawanan kami terhadap musuh kami yaitu TNI-Polri," kata Osea dikutip dari laman Tribun-Papua.com.

Tak hanya menantang TNI-Polri perang terbuka, Osea juga mengeluarkan ancaman tembak mati bagi warga asli Papua yang terlibat membantu TNI-Polri lewat cara spionase terhadap aktivitas TPNPB.

Baca juga: Terdengar 5 Letusan Senjata Api Sebelum Danramil Aradide Ambruk Ditembak Gerombolan OPM

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan