Siswa SMP Terseret Ombak di Pantai Drini
Polisi Dalami Unsur Kelalaian Outing Class SMPN 7 Mojokerto, Pihak Sekolah dan Travel Diperiksa
Sebanyak empat siswa Siswa SMPN 7 Mojokerto tewas terseret ombak Pantai Drini. Polisi periksa pihak sekolah dan travel untuk dalami unsur kelalaian.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Seluruh biaya korban laka laut yang menimpa siswa SMPN 7 Mojokerto akan ditanggung Pemkot.
"Apapun terkait masalah kegiatan laka laut ini, maka menjadi tanggung jawab dan beban Pemerintah Kota Mojokerto," tegasnya.
Setelah insiden ini, akan ada pembatasan kegiatan outing class sekolah di Mojokerto agar peristiwa serupa tak terjadi.
"Kita lakukan pembatasan bukan pelarangan, karena ini bagian dari kurikulum merdeka belajar. Namun harus kita akui banyak hal yang harus kita evaluasi, termasuk soal lokasi yang digunakan untuk kegiatan. Diutamakan outing class yang penuh edukasi seperti kunjungan ke museum maupun perpustakaan," terangnya.
Baca juga: Wali Murid SMPN 7 Mojokerto Kenang Permintaan Terakhir Anaknya Sebelum Tewas Tenggelam
Tangisan Wali Murid
Ibu Malvein Yusuf Adh Dhuqa, Istiqomah, telah melarang anaknya mengikuti kegiatan outing class.
"Cuacanya kan seperti ini, kita sempat melarang, tapi anaknya tetap ikut karena dibiayai pakdenya," ucapnya.
Ayah dari Alfian Aditya Pratama, Mad Arif (41), tak menyangka anak sulungnya meninggal saat mengikuti kegiatan sekolah.
Sebelum berangkat ke Gunungkidul, korban sempat meminta dibelikan sandal putih serta dompet.
"Anaknya minta dibelikan sandal putih bersih sama dompet baru. Saya antarkan ke pasar dekat rumah, waktu itu dia yang memilih sendiri."
"Sebelum berangkat sudah saya belikan di toko, memilih sandal dan minta dompet baru," paparnya, Selasa (28/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.
Siswa kelas 7 tersebut juga meminta potong rambut sehari sebelum outing class.
Baca juga: Cerita Perjuangan Tim SAR Cari Siswa SMP 7 Mojokerto Tenggelam di Pantai Drini, Hadapi Ombak Ganas
"Potong rambut berangkat sendiri naik motor di dekat rumah," lanjutnya.
Mad Arif sempat berkomunikasi dengan anaknya melalui video call saat berada di dalam bus.
"Saya video anaknya di dalam bus tempat duduknya di tengah, sudah pas berangkat itu," sambungnya.
Ia dan istri juga menyempatkan datang ke sekolah untuk mengantarkan rombongan berangkat ke Gunungkidul.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.