Selasa, 2 September 2025

OM Lorenza Asal Sukoharjo Bikin Musik Dangdut Klasik Naik Daun, Pandemi Covid Jadi Titik Balik

Orkes Melayu (OM) Lorenza asal Sukoharjo, Jawa Tengah membangkitkan kembali tren dangdut klasik era 70-an. Masyarakat juga menyambut dengan baik.

Kompas.com/Labib Zamani - Instagram/@omlorenzamusic
DANGDUT JADUL EKSIS - Kolase foto Pimpinan Orkes Melayu (OM) Lorenza, Murjiyanto (50) saat ditemui di base camp Dukuh Ngemul RT 002, RW 001, Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (8/2/2025). Tangkap layar video unggahan Instagram @omlorenzamusic memperlihatkan sejumlah warga menikmati lantunan musik dangdut jadul yang kembali eksis dibawakan Om Lorenza. 

TRIBUNNEWS.COM - Media sosial akhir-akhir ini diramaikan dengan antusias sejumlah warga masyarakat berjoget dan bernyanyi bersama diiringi musik dangdut lawas.

Yang membuat lebih menarik, sejumlah warga mengenakan pakaian nyentrik jadul.

Kebanyakan mereka mengenakan kemeja rapi yang dimasukkan ke celana.

Aksesoris lain seperti kaca mata hitam, topi, hingga kalung menambah kesan retro.

Mereka tampak menikmati lagu dengan berjoget santai dengan tertib.

Adalah Orkes Melayu (OM) Lorenza asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang menjadi pelopor kembali diliriknya musik dangdut retro di tengah gempuran dangdut koplo masa kini.

Diberitakan Tribun Solo, OM Lorenza berasal dari Kampung Ngemul RT 002 RW 001, Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo.

Tidak hanya kalangan usia tua, OM Lorenza yang Mengusung genre dangdut klasik tahun 1970-an hingga 1980-an, juga disukai anak-anak muda.

Sudah Ada Sejak 2007

Manajer OM Lorenza, Murjiyanto, mengungkapkan orkes ini sudah ada sejak awal 2007.

"OM Lorenza didirikan oleh Budi Aeromax. Setelah lama vakum, nama OM Lorenza diberikan kepada saya pada tahun 2012," ungkapnya, saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (5/2/2025).

Saat itu, genre yang dibawakan ialah musik dangdut koplo yang populer di berbagai panggung hiburan.

Tetapi, persaingan yang ketat membuat perjalanan OM Lorenza tidak mudah. 

Pandemi Covid-19 Jadi Titik Balik

Masa pandemi Covid-19 menjadi titik balik OM Lorenza.

Murjiyanto menceritakan, saat itu banyak seniman kehilangan pekerjaan akibat pembatasan sosial yang ada.

Lalu OM Lorenza dengan sekitar 15 personel mulai merekam dan mengunggah penampilan mereka di media sosial, meskipun hanya dilakukan di teras rumah.

"Awalnya hanya iseng, kami main musik, direkam, lalu diunggah ke sosial media. Ternyata banyak yang suka dan menyarankan agar kami lebih serius mengembangkan konsep ini," kenang Murjiyanto.

Sejak saat itu, OM Lorenza beralih ke genre dangdut retro murni, tanpa unsur koplo.

Keputusan ini justru membuat mereka semakin diminati masyarakat. 

"Kami bawakan lagu-lagu tahun 1970-an sampai 1980-an, seperti karya Wiwiek Sumbogo, Ida Laila, dan Latif M."

"Bahkan ada beberapa lagu yang sulit ditemukan di Google atau YouTube, saya tahu dari teman saya yang punya kaset lawas," jelasnya.

Dangdut Jadul Miliki Tempat di Hati

Gaya musik dangdut retro yang dibawakan Om Lorenza rupanya bisa diterima dengan baik.

Banyak penggemar OM Lorenza yang datang ke pertunjukan dengan pakaian khas era 1970-an.

Murjiyanto menegaskan konsep pakaian jadul ini bukan bagian dari strategi mereka, melainkan inisiatif dari para penonton sendiri.

"Mungkin karena lagu-lagu yang kami bawakan berasal dari era tersebut, penonton jadi ikut terbawa suasana dengan mengenakan pakaian jadul. Ini justru semakin menguatkan karakter OM Lorenza," tambahnya.

Dengan konsepnya yang unik dan nuansa nostalgia yang kuat, OM Lorenza terus berkembang dan menjadi bagian dari kebangkitan dangdut retro di Indonesia.

Viral nya OM Lorenza, 90 titik di wilayah Jawa Tengah sudah menantinya.

Murjiyanto menambahkan, harga Grup Musik OM Lorenza sendiri bermacam-macam sesuai dengan jarak tempuhnya, di Solo Raya ia membanderol harga Rp 5,5 Juta.

Setiap kali manggung dengan durasi 3-4 jam, Om Lorenza bisa membawakan sebanyak 20-25 lagu jadul.

Lagu jadul yang paling populer dan sering dibawakan di panggung adalah Tambal Ban.

Lagu ini bisa sampai tiga kali dinyanyikan setiap manggung.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunSolo.com/Anang Ma'ruf) (Kompas/Labib Zamani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan