Rabu, 10 September 2025

Anak Bunuh Ibu di Semarang Karena Sakit Hati Tak Diberi Uang, Pelaku Sembunyi dan Tidak Makan 5 Hari

Imam membunuh ibunya dengan terencana. Sebelum membunuh, dia mengambil parang yang disimpan di lemari pakaiannya.

Editor: Erik S
TRIBUNJATENG/Iwan Arifianto
BUNUH IBU KANDUNG - Imam Ghozali (36) tersangka pembunuhan ibu kandungnya karena sakit hati tidak diberi uang. Pembunuhan itu terjadi di Semarang pada Selasa (18/2/2025) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG -  Sungguh tega Imam Ghozali (36) membunuh ibunya Salamah (62) karena ditolak meminta uang.

Uang itu bukan untuk kebutuhan ekonomi Imam, tapi digunakan untuk mabuk-mabukan.

"Uang itu digunakan untuk mabuk-mabukan," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M Syahduddi di Polrestabes Semarang, Rabu (26/2/2025).

Baca juga: Kuli yang Bunuh Bos Ruko hingga Jasadnya Dicor di Jaktim Sempat Kabur dan Curi Uang Rp 64 Juta

Kasus anak bunuh ibu itu terjadi di rumahnya di Gunungsari, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Selasa (18/2/2025) malam.

Imam melakukan pembunuhan itu dengan terencana. Sebelum membunuh, dia mengambil parang yang disimpan di lemari pakaiannya.

Dia lantas memasuki kamar ibunya lalu melakukan penusukan di bagian dada dan perut. 

Korban mengalami luka pada dada kiri, punggung, dan kepala memar.

"Luka tusuk di bagian dada kiri menembus paru dan jantung. Kondisi itu yang menyebabkan korban meninggal dunia karena kehabisan darah," terangnya.

Dia menuturkan, tersangka Imam adalah anak pertama dari lima bersaudara.

Tersangka adalah pengangguran yang sering meminta uang kepada ibu kandungnya yang bekerja di pasar. 

Ketika tidak dipenuhi permintaannya, maka Imam acapkali mengamuk dengan merusak barang-barang di rumahnya.

Baca juga: 5 Fakta Anak Bunuh Ibu di Semarang, Motif hingga Sosok Imam Ghozali, Pelaku Tak Alami Gangguan Jiwa

Tak hanya mengamuk, Imam juga sering mengancam ibunya.

"Imam ketika melakukan pembunuhan juga mengaku sakit hati karena sering dibanding-bandingkan dengan adik-adiknya," bebernya. 

Sesudah melakukan pembunuhan, Imam melarikan diri ke rumah kosong yang berjarak 2 kilometer dari lokasi kejadian.

Selama lima hari bersembunyi, Imam tidak makan dan minum.

Syahduddi mengungkapkan, petugas dapat mengendus keberadaan tersangka selepas mendapatkan informasi dari warga mengenai keberadaan pelaku di sebuah rumah kosong.

Petugas menangkap Imam saat malam hari dengan kondisi lemas karena selama bersembunyi tidak makan dan minum.

Hanya ada sebilah golok di samping tubuh Imam.

Baca juga: Pengakuan Anak yang Bunuh Ibu Kandung Pakai Golok di Semarang

"Kami sempat bawa Imam ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Sekarang sudah sehat makanya kami rilis kasusnya," tuturnya.

Tidak terindikasi gangguan jiwa

Polisi memastikan kondisi kejiwaan Imam Ghozali dalam kondisi sehat.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim)  Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena mengatakan,  tersangka tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Tersangka sadar sepenuhnya dalam melakukan pembunuhan.

"Tidak ada gangguan jiwa. Namun, apabila nantinya perlu dilakukan nanti kita lakukan, sementara ini belum," katanya dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu (26/2/2025).

Sementara tersangka Imam Ghozali (36) menyebut, menyesal telah membunuh ibunya.

"Saya menyesal," tandasnya singkat.

Penulis: iwan Arifianto

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Penangkapan Imam Ghozali Pembunuh Ibu Kandung di Semarang, Lemas Lima Hari Tak Makan dan Minum

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan