Kamis, 14 Agustus 2025

Fidya Kamalinda dan Keluarganya

6 Fakta Fidya Kamalinda, Atlet Taekwondo Korban Kekerasan Orangtua dan Jadi 'ATM Berjalan'

Berikut ini lima fakta Fidya Kamalinda, atlet Taekwondo, menjadi korban kekerasan orangtua dan jadi ‘ATM Berjalan’.

Editor: Glery Lazuardi
Instagram @ceklisbogor, @ryukijanessa
ATLET HILANG - Berikut ini lima fakta Fidya Kamalinda, atlet Taekwondo, menjadi korban kekerasan orangtua dan jadi ‘ATM Berjalan’. Ini dilakukan karena orang tua Fidya Kamalinda, yaitu pasangan suami-istri Hindarto (50) dan Khadijah (50), diduga ingin menjadikannya sebagai ‘ATM Berjalan’ dari profesi sebagai seorang atlet. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut ini lima fakta Fidya Kamalinda, atlet Taekwondo, menjadi korban kekerasan orangtua dan jadi ‘ATM Berjalan’.

Ini dilakukan karena orang tua Fidya Kamalinda, yaitu pasangan suami-istri Hindarto (50) dan Khadijah (50), diduga ingin menjadikannya sebagai ‘ATM Berjalan’ dari profesi sebagai seorang atlet.

Fidya Kamalinda mengaku orangtuanya selalu memaksakan kepadanya untuk berprestasi hingga mendapatkan uang.

Bahkan, dia mengungkapkan bahwa orangtuanya pernah membawanya ke dukun sebelum bertanding. Ini dilakukan agar Fidya Kamalinda menang.

Kini, nama Fidya Kamalinda wanita asal Kota Bandung, Jawa Barat menjadi trending di media sosial.

Baca juga: Pengakuan Fidya Kamalindah, Atlet Taekwondo Disebut Hilang 10 Tahun, Sengaja Kabur dari Ayah

Jadi ATM Berjalan

Fidya Kamalinda menyebut penganiayaan tersebut terjadi karena ambisi ayahnya, agar sang putri bisa menghasilkan uang sebagai atlet Taekwondo.

"Saya tidak mengerti kenapa, mungkin karena dia mempunyai ambisi yang besar terhadap saya untuk menghasilkan uang,  usahanya tidak mengalami kemajuan pada saat itu mungkin sampai sekarang," katanya.

"Sejak saya kecil orangtua hanya mengandalkan salah satu pengurus taekwondo yang tinggal di rumah kami  untuk membiayai kami, aneh, dia bahkan bukan murim bagi saya," imbuhnya.

Tak cuma karena dianiaya, Fidya Kamalinda juga merasa sangat gerah dengan sikap orangtuanya yang selalu pergi ke dukun sebelum dirinya bertanding.

"Orangtua saya ini suka sekali datang ke dukun. Setiap kali saya ingin bertarung dibawa ke dukun, dijampe-jampe, meminta air doa, mandi bunga dan itu dilakukan setiap kali saya ingin berkompetisi," ujar Fidya Kamalinda.

"Terkadang saya merasa bingung. Kenapa harus seperti ini," tambahnya.

Mendapatkan siksaan mental dan fisik, Fidya Kamalinda bertahun-tahun memilih untuk memendamnya.

Fidya Kamalindah mengaku bingung untuk bercerita ke siapa soal penderitaannya, pasalnya ia yakin tak akan ada yang mempercayai ucapannya.

Puncaknya di usianya ke-21 tahun, Fidya Kamalinda memberanikan diri untuk keluar dari cengkraman orangtuanya.

"Saat itu umur saya sudah 21 tahun. Saya merasa aku bisa memilih hidupku sendiri. Mengapa aku berani? Karena saya sudah merasa lelah selama bertahun-tahun," ujar Fidya Kamalinda.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan