Polisi Gugur Ditembak di Lampung
Kirim Pesan ke Presiden, Hotman Paris Desak Penetapan Tersangka dalam Kasus Penembakan 3 Polisi
Hotman Paris Hutapea melontarkan kritik tajam terhadap lambannya proses hukum kasus penembakan 3 polisi di Way Kanan, Lampung.
Penulis:
Siti Nurjannah Wulandari
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Hotman Paris Hutapea melontarkan kritik tajam terhadap lambannya proses hukum kasus penembakan tiga polisi di Way Kanan, Lampung.
Diketahui, Hotman Paris membuka tangan bagi ketiga keluarga, korban tewas penembakan di arena judi sabung ayam pada 17 Maret 2025 lalu.
Satu per satu keluarga tiga polisi yang gugur membuat pernyataan publik untuk meminta keadilan melalui Hotman Paris dan tim 911.
Ada istri dan anak AKP Anumerta Lusiyanto, ibunda Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta, dan sebelumnya istri Aipda Anumerta Petrus yang meminta persidangan militer digelar terbuka.
Dalam menanggapi kasus tersebut, Hotman Paris menuliskan kritik yang diselipkan dalam video unggahan @Hotmanparisofficial pada Senin (24/3/2025).
Menurut Hotman Paris, Panglima TNI, Pangdam 2 Sriwijaya, dan Den Pomdam Korem Lampung harus mempercepat proses hukum.
Setidaknya, dua pelaku oknum TNI yang diduga menembak mati tiga polisi segera ditetapkan sebagai tersangka.
"Hotman 911 mohon atensi dari Panglima TNI, Pangdam 2 Sriwijaya dan Den Pomdam Korem Lampung. 3 polisi di tembak mati oknum TNI tapi belum ada TSK!" tulis @hotmanparisofficial.
Lebih lanjut, Hotman menyinggung isu setoran uang dari judi ayam.
Menurut pengacara berusia 65 tahun tersebut, hal itu tak bisa menjadi alasan belum ditetapkannya dua oknum TNI menjadi tersangka.
Baca juga: Istri Polisi Korban Penembakan Melawan, Tak Terima Suaminya Disebut Dapat Setoran Judi Sabung Ayam
"Dugaan setoran uang dari judi ayam ke oknum polisi jangan jadi alasan penundaan penetapan TSK. Fokus ke pidana penembakan," tambahnya.
Selain itu, Hotman Paris mendapat kabar isu setoran judi menjadi alasan penundaan penetapan tersangka.
Menurut Hotman Paris, hal tersebut adalah pidana terpisah dan tak bisa menjadi alasan penundaan penetapan tersangka oknum yang menembak mati tiga polisi.
"Ada gosip bahwa oknum TNI sengaja menunda-nunda penetapan tersangka dengan mengalihkan isu ke dugaan adanya setoran judi sabung ayam ke oknum Polsek dan oknum Koramil. Itu adalah perkara yang terpisah dan tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda penetapan tersangka," tegasnya.
"Perintahkan agar fokus pada tindak pidana penembakan. Jika ada dugaan setoran uang sebelumnya, itu adalah perkara terpisah," ujarnya.
Hotman Paris tegas akan mengirimkan video keluarga tiga polisi yang gugur di Way Kanan pada ring 1 alias ajudan Presiden Prabowo Subianto agar kasus ini segera ditangani.
Setelah gencar mengunggah kritikan, Hotman Paris bak mendengar isu baik.
Dikabarkan, Pangdam 2 Sriwijaya akan bertemu Kapolda Lampung untuk mengumumkan tersangka yang menewaskan tiga polisi.
"Kasus penembakan 3 Polisi di Lampung! Apa benar Pangdam 2 Sriwijaya sudah temui Kapolda Lampung ttg akan diumumkan 2 orang tersangka dari TNI?! Kalau ya berita bagus!!"
"Perjuangan para istri almarhum mulai ada hasil setelah nangis nangis karena belum ada penetapan Tsk dari Oknum TNI!!" tulis @hotmanparisofficial pada Selasa (25/3/2025) pagi.
Diketahui, tiga anggota Polsek Negara Batin tewas ditembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025).
Korban yang gugur dalam insiden ini adalah Kapolsek Negara Batin, AKP Lusiyanto; bersama anggotanya, Aipda Petrus Apriyanto; dan anggota Satreskrim Polres Way Kanan, Briptu Ghalib Surya Ganta.
Berjalannya kasus, muncul dugaan setoran judi sabung ayam hingga disebut pemicu insiden penembakan.
Hal itu diungkap oleh Kapendam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, menurut keterangan saksi yakni dua oknum TNI yang kini telah ditahan.
Kolonel Inf Eko Syah Putra mengatakan setoran judi sabung ayam tersebut diduga mengalir ke Polsek dan Koramil setempat.
Namun, ia tak menyebut soal jumlah setoran yang mengalir dari pemilik judi sabung ayam tersebut.
"Keterangan sementara dari saksi (oknum TNI) menyatakan ada ikatan komitmen itu (setoran)," ujar Eko, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (21/3/2025).
Namun, hingga saat ini, dugaan tersebut masih masuk dalam tahap pemeriksaan lanjutan.
"Ini sabung ayam ada duit ya dibagi, keterangan sanksi itu ada duit dibagi, tapi ini masih proses lebih lanjut, kita tunggu prosesnya, duit dibagi ada ya, kita bukan bodoh-bodoh amat lah," lanjutnya.
Isu tersebut langsung dibantah oleh keluarga almarhum AKP Lusiyanto.
Istri AKP Lusiyanto, Nia mengungkapkan suaminya pernah diberi amplop berisi uang Rp1 juta oleh oknum TNI yang diduga terlibat dalam penembakan.
Akan tetapi, AKP Lusiyanto menolak pemberian tersebut dengan tegas.
"Dia nyuruh orang kasih ke bapak agar sabung ayam itu berjalan, tapi bapak gak mau," jelas Nia.
Ia menambahkan suaminya memang memiliki tekad kuat untuk memberantas perjudian, yang membuatnya tidak disukai oleh pihak-pihak tertentu. (*)
(Tribunnews.com/ Siti N/ Theresia Felisiani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.