Minggu, 17 Agustus 2025

Sopir Taksi Online di Medan Tewas Mengenaskan, Mayat Dimasukkan Karung Lalu Ditenggelamkan di Kolam

Mayat dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan untuk proses autopsi dan hasil awal mengindikasikan adanya dugaan pembunuhan berencana

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA/DOK TRIBUNNEWS
SOPIR TAKSOL DIBUNUH: Foto hilangnya Seorang sopir taksi online bernama Michael Federick Pakpahan (25) yang dilaporkan hilang sejak Minggu (6/4/2025) ditemukan mengenaskan di sebuah kolam di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat, Rabu (9/4/2025) malam kemarin. 

TRIBUNNEWS,COM, MEDAN - Malam yang kelam menyelimuti keluarga Michael Federick Pakpahan. 

Pria muda berusia 25 tahun itu, seorang sopir taksi online yang dikenal baik dan rajin ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.

Tubuhnya membeku dalam diam, terbungkus karung dan diberi pemberat batu sebelum akhirnya ditenggelamkan ke dasar kolam di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.

Diketahui Michael dilaporkan hilang sejak Minggu (6/4/2025). 

Sejak saat itu, keluarganya tak pernah berhenti mencari.

Harapan masih menggantung di udara hingga kenyataan pahit datang pada Rabu (9/4/2025) malam.

Jenazahnya ditemukan dalam kondisi yang sulit diterima nalar kemanusiaan.

Baca juga: Penyelidikan Kasus Tewasnya Situr Wijaya Jurnalis Palu: Diduga TBC, Luka Memar Imbas Lebam Mayat

Sebelum menghilang, Michael sempat menerima orderan terakhir di daerah Kampung Lalang.

Ia mengemudikan mobil Rush Hitam berpelat BK 1273 QF.

Setelah itu, ponselnya mati, lokasinya tak lagi terdeteksi. Keluarga pun panik, media sosial dipenuhi unggahan pencarian:

"Tolong infonya, telah hilang adik saya, driver Indriver Medan. Terakhir di Kampung Lalang setelah mengantar tamu," 

Namun, harapan yang menggantung tinggi itu kini runtuh dalam sekejap.

Mayat Ditemukan dalam Karung Goni

Warga Desa Pasar Rawa tak menyangka kolam yang selama ini tenang menyimpan misteri gelap. 

Ketika karung besar mengambang mencurigakan, warga melapor ke polisi.

Saat dibuka, isinya sungguh mengerikan: jasad Michael—dalam kondisi membiru, tubuhnya sudah mulai rusak, terikat rapat dengan pemberat batu.

Polisi dari Polrestabes Medan dan Polsek Gebang segera turun tangan.

Mayat dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan untuk proses autopsi dan hasil awal mengindikasikan adanya dugaan pembunuhan berencana.

Baca juga: Pinjam Uang Rp 400 Ribu Berujung Mutilasi di Sumbar, Bobi Gergaji dan Cor Mayat di Bak Mandi

Diduga, Michael menjadi korban perampokan yang berubah jadi pembunuhan.

Mobilnya belum ditemukan, tapi polisi mengantongi petunjuk kuat.

Dua tersangka kini sudah diamankan. Mereka ditangkap tidak lama setelah penemuan mayat Michael.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, membenarkan proses penyelidikan yang tengah berlangsung intensif.

"Sabar, sedang dalam proses. Pelaku sudah kita amankan, motifnya kuat mengarah ke perampokan yang disertai pembunuhan," ujarnya singkat.

Di rumah duka, isak tangis pecah tak terbendung. Ibunda Michael jatuh pingsan berkali-kali. 

Ayahnya hanya bisa memeluk foto terakhir sang anak. Harapan mereka untuk bisa melihat Michael pulang, hancur seketika.

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan