Komisi III DPR Desak Polri Usut Dugaan Intimidasi terhadap Dokter RSUD Sekayu
Ahmad Sahroni kecam intimidasi terhadap dr. Syahpri di RSUD Sekayu. Ia minta polisi beri sanksi tegas dan proses hukum pelaku.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengecam keras aksi intimidasi yang dialami dr. Syahpri Putra Wangsa, dokter spesialis RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Dia meminta polisi segera bertindak tegas terhadap keluarga pasien, yang diduga melakukan ancaman dan kekerasan verbal terhadap dokter tersebut.
“Dokter dan tenaga medis bekerja sesuai aturan dan prosedur yang ketat. Tidak bisa dipaksa dan diatur seenaknya, apalagi sampai diancam. Saya minta polisi segera panggil keluarga pasien yang melakukan pengancaman, beri sanksi tegas," kata Sahroni, kepada wartawan, Sabtu (16/8/2025).
"Jadikan pelajaran agar publik kita tidak seenaknya mengintimidasi nakes yang sedang bertugas. Mereka harus bisa menjalankan tugas dengan tenang. Dan kalau terbukti ada kekerasan fisik sekecil apapun, saya minta polisi langsung proses hukum semua yang terlibat,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengecam insiden yang terjadi pada Kamis (14/8/2025).
Saat itu, dr. Syahpri yang sedang bertugas dipaksa melepas masker oleh keluarga pasien dan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan berupa kekerasan verbal
Lebih lanjut, Sahroni menegaskan pentingnya memastikan tenaga medis bekerja dengan rasa aman tanpa ancaman.
“Kalaupun memang setelah diusut ada kekurangan atau kesalahan dalam perawatan pasiennya, ya itu harus diselesaikan dengan pihak RS atau menejemennya. Bukan mengarahkan kekesalan dengan mengintimidasi dokter atau tenaga medis. Karena para tenaga medis harus merasa aman saat bekerja," pungkasnya.
Kronologi Kasus
Pada Selasa, 12 Agustus 2025, terjadi insiden di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang melibatkan dokter spesialis ginjal Syahpri Putra Wangsa dan keluarga pasien lansia yang dirawat di ruang VIP.
Saat melakukan visit, dokter Syahpri mengenakan masker sesuai protokol medis. Keluarga pasien memprotes pelayanan rumah sakit, menilai penanganan lambat dan tidak sesuai ekspektasi ruang VIP.
Mereka memaksa dokter membuka masker, mencaci maki, dan menuntut penjelasan langsung di hadapan pasien. Salah satu pria dalam video menyebut, “Ini nyawa, ini emak saya, jangan kamu kesannya main-main.”
Pasien masuk dalam kondisi tidak sadar, dengan gula darah sangat rendah dan tekanan darah tidak terkontrol.
Hasil rontgen menunjukkan gambaran khas TBC, namun pemeriksaan dahak diperlukan untuk diagnosis pasti. Keluarga pasien menolak menunggu prosedur tersebut dan menganggap dahak bisa diambil kapan saja, padahal secara medis berbeda dengan air liur.
Video insiden viral di media sosial, diunggah oleh akun @perawat_peduli_palembang. Dinas Kesehatan Sumsel menyebut tindakan keluarga pasien sebagai kriminalitas terhadap tenaga medis.
Usai Sidang Tahunan, Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Keadilan Kebijakan Fiskal Daerah |
![]() |
---|
Anggota Komisi VI DPR Dukung Kebijakan Presiden Prabowo Hapus Tantiem Komisaris BUMN |
![]() |
---|
Dokter di Sumsel Dianiaya Keluarga Pasien, Polisi Periksa Sejumlah Saksi |
![]() |
---|
Sosok Puan Maharani, Ketua DPR Viral Saat Pakai Kebaya Bermotif Bunga Hokokai di Sidang Tahunan MPR |
![]() |
---|
Ketua DPR Puan Maharani Dukung Prabowo Hapus Tantiem Komisaris dan Direksi BUMN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.