Dokter Konsulen yang Tendang Alat Vital PPDS RS Palembang Dikenal Temperamental, Punya Catatan Buruk
Pihak RSUP Mohammad Hoesin Palembang mengungkap, Dokter Konsulen yang tendang alat vital PPDS memang dikenal tempramental dan punya catatan buruk.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Muncul lagi kasus yang melibatkan oknum dokter. Kali ini adalah kasus kekerasan yang dilakukan dokter konsulen di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Mohammad Hoesin Palembang berinisial YS.
Dokter Konsulen YS dikabarkan telah melakukan kekerasan dengan menendang alat vital atau alat kelamin seorang dokter mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Kini setelah kasus kekerasan ini viral, terungkap ternyata sosok Dokter Konsulen YS ini dikenal sebagai orang yang tempramental.
Tak hanya itu, YS juga memiliki catatan buruk dari manajemen RSUP Mohammad Hoesin Palembang.
Bahkan YS sempat dilarang mengajar atas pelanggaran kode etik dan perilaku lisan yang kurang baik.
Menurut Direktur Utama RSUP Mohammad Hoesin Palembang, dr. Siti Khalimah, YS sempat diberi sanksi atas pelanggaran kode etik karena permasalahan lisan yang kurang baik kepada para dokter PPDS, tepatnya pada 2019 lalu.
Akibatnya, YS dilarang mengajar selama dua tahun lamanya.
Namun perilaku YS ternyata masih berlanjut, hingga pada 2023 ia kembali diberikan sanksi disiplin imbas berkata kasar, mencubit, hingga menonjok.
"Kemudian pada 2023, kami memberikan sanksi disiplin kepada yang bersangkutan karena banyaknya laporan. Konsulen ini sering berkata kasar, mencubit, bahkan sampai menonjok," kata Siti, dilansir Kompas.com, Rabu (23/4/2025).
Berbagai sanksi telah diberikan kepada YS, tapi sikapnya tak kunjung berubah.
YS justru mengulangi tindakan kekerasan itu dengan menendang alat kelamin seorang dokter PPDS berinisial S pada Minggu (20/4/2025) ketika berada di ruang ICU.
Baca juga: Sosok YS, Dokter Konsulen RSMH yang Diduga Tendang Alat Vital PPDS Unsri, Kini Dinonaktifkan
Dokter PPDS itu pun sempat mengalami pendarahan dalam akibat kekerasan dari YS tersebut.
Atas banyaknya tindakan kekerasan yang dilakukan YS, RSUP Mohammad Hoesin Palembang pun akhirnya mengambil keputusan untuk menonaktifkan dokter YS dari aktivitas mengajar maupun pelayanan.
Lebih lanjut Siti mengungkap, YS dikenal sebagai orang yang temperamental dan mudah terpancing emosi saat melihat peserta PPDS yang dianggap tidak memenuhi kriterianya.
Hal itu juga dialami oleh perawat Intensive Care Unit (ICU) RSUP Mohammad Hoesin Palembang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.