Minggu, 21 September 2025

Bermodus Lakukan Razia di Sekolah, Guru Palsu Ambil Emas 6 Murid di Cirebon, Kini Ditangkap

Seorang pria menyamar sebagai guru palsu dan melakukan razia perhiasan emas di sebuah sekolah di Kabupaten Cirebon.

Tribun Cirebon
KASUS GURU PALSU - Sejumlah murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) NU Pelayangan, Desa Pelayangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, menangis setelah perhiasan mereka diambil oleh seorang pria yang menyamar sebagai guru dan melakukan razia perhiasan. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria yang menyamar sebagai guru dan mencuri perhiasan milik enam siswa di MI Nahdlatul Ulama (NU) Pelayangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, ditangkap polisi.

Kerugian yang diakibatkan oleh guru palsu itu mencapai Rp16 juta.

Kapolsek Gebang Polresta Cirebon AKP Wawan Hermawan mengatakan pelaku adalah ANH (38), warga Desa Segarlangu, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

“Benar, pelaku sudah kami amankan bersama Tim Tekab 852 Polresta Cirebon dan Satreskrim Polresta Banyumas pada Sabtu (3/5/2025) sekitar pukul 22.30 WIB di rumahnya,” kata Wawan, Jumat, (9/5/2025).

ANH ditangkap setelah orang tua melapor dan tim gabungan melakukan penyelidikan.

Dia melakukan aksinya dengan cara berpura-pura menjadi guru baru. Lewat penyamaran itu, dia melakukan razia perhiasan emas di dalam kelas.

Wawan mengatakan ada enam murid yang menyerahkan kalung dan gelang kepada ANH karena percaya kepadanya.

Peristiwa ini terjadi hari Rabu, (23/4/2025), sekitar pukul 09.10 WIB selama sekitar 10 menit.

ANH menargetkan para murid yang tengah berada di luar kelas ketika jam istirahat. Mereka diminta masuk ke dalam kelas dan melepas perhiasan.

Menurut salah satu guru sekolah itu, Ahmad Yanuar Sani, ANH melakukan aksinya dengan cepat dan tanpa banyak bicara.

Ahmad mengatakan pelaku mencopot perhiasan milik enam murid. Di sisi lain, para guru tidak mengawasi secara maksimal.

Baca juga: Perempuan di Cirebon Dibacok Suami Siri Gara-gara Uang Rp2,5 Juta

"Kami para guru saat itu sedang di ruang guru yang berada di bagian depan, sedangkan lokasi kelas ada di sisi belakang, jadi pengawasan tidak maksimal,” kata Ahmad, Jumat, (2/5/2025).

Menurut Ahmad, sebenarnya ada seorang wali murid yang sempat melihat pelaku. Namun, wali murid itu tidak menaruh kecurigaan karena pelaku mengaku sebagai guru.

"Pas pelaku masuk kelas bilang bahwa dia guru baru yang ditugaskan kepala sekolah untuk merazia perhiasan, mereka percaya aja, terus masuk, eksekusi, setelah itu keluar, udah selesai kabur," katanya.

Kata Ahmad, pihak sekolah sebetulnya sudah sering meminta siswa supaya tidak mengenakan perhiasan ketika belajar di sekolah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan