Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut
Warga di Garut yang Ambil Sisa Amunisi usai Ledakan Disebut 'Warga Nakal' oleh Sesama Warga
Seorang warga menuturkan, petugas telah mengimbau untuk 'mendinginkan' tanah usai ledakan. Namun sejumlah warga tetap 'nakal' untuk mendekat
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Tiara Shelavie
"Jadi kegiatan ini seminggu sekali dilaksanakan," ungkap Heri.
Setelah ledakan terjadi, kondisi tanah masih panas dan harus didinginkan hingga beberapa jam.
"Kan tanah panas, kalau sudah ledakan didiamkan dulu beberapa jam," ujar Heri.
Ia menuturkan, petugas sudah memberi imbauan untuk menunggu terlebih dahulu.
Namun, ada beberapa warga yang tak mendengarkan imbauan dari petugas yang berjaga.
"Kalau yang nurut sama himbauan petugas ada, mungkin ada juga warga yang nakal, ga dengerin himbauan petugas," kata Heri.
Ia menuturkan, usai diledakkan sampai amunisi diambil oleh warga sekitar biasanya menunggu hingga empat jam.
"3 sampai 4 jam durasinya, kalau yang sudah mengikuti arahan petugas pasti dibolehkan mengambil serpihan amunisi tersebut," lanjut Heri.
Ia menuturkan, amunisi tersebut berbahan kuningan, besi, dan aluminium dengan nilai jual cukup tinggi.
Heri juga mengatakan, jarak lokasi ledak dengan petugas mencapai 500 meter.
"Kalau kedalaman lubang tergantung banyaknya amunisi yang diledakan, dan jaraknya lumayan jauh dengan lubang sama petugas kurang lebih 500 meter," ucap Heri.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Alasan Warga Memulung Sisa Pemusnahan Amunisi di Garut: Kuningan dan Alumunium Bernilai Tinggi
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Jaenal Abidin/Sidqi Al Ghifari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.