Kisah Nelayan Gorontalo Selamat setelah 8 Bulan Terombang-ambing di Laut
Seorang nelayan bernama Lukman Latili berhasil bertahan hidup di tengah lautan selama delapan bulan. Setelah 8 bulan terombang-ambing di lautan.
Penulis:
Falza Fuadina
Editor:
Pravitri Retno W
"Bahkan lima hari siang malam saya tidak makan apa-apa," katanya lirih.
Ketika kayu bakar dari rangka rakit mulai habis, ia terpaksa memakan ikan mentah.
Bukan hanya persoalan perut yang jadi ujian, tetapi juga badai dan ombak besar yang kerap menghadang.
Rakit sederhana yang ia tumpangi sering dihantam gelombang tinggi yang membahayakan nyawanya.
"Saya berdoa, ‘Ya Allah, jemputlah saya. Sudah tidak mampu lagi," kata Lukman dengan wajah mulai memerah.
Ia sempat merasa putus asa hingga ingin mengakhiri hidupnya.
"Saya baca di buku, katanya kalau orang mati bunuh diri, tidak akan dapat tempat di sana (akhirat). Tempatnya di neraka," imbuhnya.
Selama di tengah laut, Lukman mengaku sempat mencium bau asap rokok selama tiga kali.
"Saya menduga keluarga di rumah sudah doa arwah," tukasnya.
Di suatu malam Lukman mengaku mendengar suara mendiang istrinya yang menyemangatinya agar tak menyerah.
Suara itu menjadi titik balik. Ia pun melihat cahaya terang di atas rakit, tanda bahwa keajaiban tengah datang.
"Katanya saya belum akan mati. Saya akan selamat," kenang Lukman.
Hingga akhirnya, Tuhan mengabulkan doa Lukman.
Pada suatu malam di bulan Maret 2025, kapal pencari ikan milik perusahaan Tuna Indo Prima melintas tak jauh dari rakitnya.
Awak kapal melihat rakit itu dan segera mendekat dan memberikan pertolongan pertama pada Lukman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.