Senin, 25 Agustus 2025

Galian Tambang di Cirebon Longsor

5 Fakta Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon yang Merenggut 14 Nyawa

Longsor tambang galian C Gunung Kuda Cirebon tewaskan 14 orang. Berikut 5 fakta dari insiden tragis ini.

Editor: Glery Lazuardi
Dokumentasi BNPB
JENAZAH KORBAN LONGSOR - Longsor terjadi di Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5). Peristiwa yang terjadi pukul 10.00 WIB ini menyebabkan 10 orang pekerja tambang dilaporkan meninggal dunia. Evakuasi korban longsor di tambang galian C Gunung Kuda Cirebon melibatkan tim SAR gabungan dan alat berat. 

“Saya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya pekerja tambang. Kejadian ini tidak boleh terjadi lagi di kemudian hari," ujarnya.

Ono juga menyoroti dampak lingkungan yang ditimbulkan tambang, seperti pencemaran sumber air yang dikeluhkan petani setempat.

Ia menyebut langkah Gubernur Jawa Barat sudah tepat dengan mengeluarkan Pergub dan moratorium izin tambang.

“Saya memberi saran kepada Gubernur Jawa Barat untuk dilakukan penutupan sementara dan dilakukan audit lingkungan. Bila tambang itu legal maka tunggu audit lingkungan untuk bisa dibuka kembali. Tetapi bila ilegal maka sekarang pun harus ditutup permanen,” tambahnya.

Baca juga: Korban Tewas Longsor Galian C Gunung Kuda Cirebon Bertambah Jadi 14 Orang, 9 Lainnya Luka-luka

5. Aktivitas Tambang Dihentikan dan Proses Evakuasi Dilanjutkan

Pencarian korban longsor di tambang Gunung Kuda masih berlangsung meski sempat dihentikan sementara akibat minimnya pencahayaan malam hari demi keselamatan tim evakuasi.

Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron, menjelaskan risiko longsor susulan cukup tinggi sehingga pencarian akan dilanjutkan esok pagi.

“Untuk yang meninggal dunia saat ini memang 14 orang dan yang dibawa di rumah sakit ada sembilan orang yang mengalami luka-luka,” jelasnya.

Kepala Dinas ESDM Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, menyatakan penutupan sementara aktivitas tambang sudah dilakukan, bahkan kemungkinan penutupan permanen mengingat metode penambangan yang tidak sesuai prosedur.

“Ini adalah sebuah kesalahan dalam metode penambangannya. Kami dari Dinas ESDM sudah memperingatkan berkali-kali,” ujarnya.

Bambang menambahkan, lokasi tambang sebenarnya sudah dipasangi garis polisi, namun pengelola tetap menjalankan aktivitas meskipun berisiko.

“Sore hari ini saya tutup sementara dan nanti mungkin malam oleh Pak Gubernur akan ditutup permanen. Kira-kira begitu ya,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan