Galian Tambang di Cirebon Longsor
5 Fakta Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon yang Merenggut 14 Nyawa
Longsor tambang galian C Gunung Kuda Cirebon tewaskan 14 orang. Berikut 5 fakta dari insiden tragis ini.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Tragedi tanah longsor terjadi di kawasan tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5/2025).
Insiden memilukan ini menelan korban jiwa sebanyak 14 orang, dan masih ada beberapa pekerja yang diduga tertimbun material longsor.
Berikut 5 fakta longsor di tambang galian C Gunung Kuda Cirebon:
1. Detik-detik Terjadinya Longsor di Tambang Galian C Gunung Kuda
Seorang warga, Kamal, menceritakan bagaimana longsor besar itu terjadi saat aktivitas pengangkutan material sirtu (pasir dan batu) tengah berlangsung.
"Mobil truk pada masuk lagi ngangkutin material sirtu," ujar Kamal di lokasi kejadian.
Menurut Kamal, sejumlah alat berat dan truk juga ikut tertimbun longsoran.
"Dengar-dengar ada truk 13, alat berat beko tiga hingga empat gitu yang tertimbun. Kalau orang sih enggak tahu ada berapa," tuturnya.
Korban yang berhasil dievakuasi sejak pukul 10.00 WIB sudah mencapai lima jenazah.
Koordinator BPBD Kabupaten Cirebon, Fauzan, memastikan jumlah korban meninggal dunia mencapai delapan orang pada saat itu, dan pencarian korban yang masih tertimbun terus dilakukan.
Baca juga: Sebelum Longsor, Dinas ESDM Telah Beri Peringatan soal Galian C Cirebon, tapi Tak Digubris Pengelola
2. Jumlah Korban Terkonfirmasi: 14 Meninggal dan 4 Luka
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan jumlah total korban meninggal dunia mencapai 14 orang, dengan 4 orang lainnya mengalami luka-luka dan menjalani perawatan medis.
"Ada 14 orang yang meninggal, empat terluka, dan kemungkinan yang masih tertimbun ada delapan orang," katanya saat mengunjungi RSUD Arjawinangun, Jumat malam.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga telah menetapkan status darurat bencana, dan evakuasi lanjutan akan dilakukan dengan koordinasi pihak terkait.
Herman menegaskan bahwa keselamatan petugas menjadi prioritas utama mengingat potensi longsor susulan.

3. Identifikasi 13 Jenazah Korban Longsor
Kapolsek Arjawinangun, Kompol Sumaeri, mengonfirmasi bahwa 13 jenazah korban telah teridentifikasi dan berada di RSUD Arjawinangun.
Serah terima jenazah kepada keluarga masih menunggu proses pemulasaran dari tim Inafis dan pihak medis.
"Alhamdulillah, jenazah sudah teridentifikasi semua. Serah terima jenazah setelah selesai dari tim medis atau pun Inafis di ruang pemulasaraan," ujarnya.
Berikut daftar 13 korban meninggal yang telah teridentifikasi:
Andri (41), Desa Padabeunghar, Kuningan
Sukadi (48), Desa Buntet, Astanajapura, Cirebon
Sanuri (47), Desa Semplo, Palimanan, Cirebon
Sukendra (51), Desa Girinata, Dukupuntang, Cirebon
Dedi Hirmawan (45), Desa Cimenyan, Bandung
Sarwa (36), Kelurahan Kenanga, Sumber, Cirebon
Rusjaya (48), Desa Beberan, Palimanan, Cirebon
Rino Ahmadi (28), Desa Cikalahang, Dukupuntang, Cirebon
Ikad Budiarso (47), Desa Budur, Ciwaringin, Cirebon
Toni (46), Desa Kepuh, Palimanan, Cirebon
Jamaludin (49), Desa Srengseng, Krangkeng, Indramayu
Wastoni Hamzah (25), Desa Srengseng, Krangkeng, Indramayu
Toni, dari Kepoh
Baca juga: Identitas 13 Korban Tewas Longsor Tambang Galian Gunung Kuda Cirebon, Pencarian Dihentikan Sementara

4. Desakan Audit Tambang dari Wakil Ketua DPRD Jabar
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ono Surono, meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi total izin dan aktivitas tambang di wilayah Cirebon dan Jawa Barat agar tragedi serupa tidak terulang.
“Saya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya pekerja tambang. Kejadian ini tidak boleh terjadi lagi di kemudian hari," ujarnya.
Ono juga menyoroti dampak lingkungan yang ditimbulkan tambang, seperti pencemaran sumber air yang dikeluhkan petani setempat.
Ia menyebut langkah Gubernur Jawa Barat sudah tepat dengan mengeluarkan Pergub dan moratorium izin tambang.
“Saya memberi saran kepada Gubernur Jawa Barat untuk dilakukan penutupan sementara dan dilakukan audit lingkungan. Bila tambang itu legal maka tunggu audit lingkungan untuk bisa dibuka kembali. Tetapi bila ilegal maka sekarang pun harus ditutup permanen,” tambahnya.
Baca juga: Korban Tewas Longsor Galian C Gunung Kuda Cirebon Bertambah Jadi 14 Orang, 9 Lainnya Luka-luka
5. Aktivitas Tambang Dihentikan dan Proses Evakuasi Dilanjutkan
Pencarian korban longsor di tambang Gunung Kuda masih berlangsung meski sempat dihentikan sementara akibat minimnya pencahayaan malam hari demi keselamatan tim evakuasi.
Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron, menjelaskan risiko longsor susulan cukup tinggi sehingga pencarian akan dilanjutkan esok pagi.
“Untuk yang meninggal dunia saat ini memang 14 orang dan yang dibawa di rumah sakit ada sembilan orang yang mengalami luka-luka,” jelasnya.
Kepala Dinas ESDM Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, menyatakan penutupan sementara aktivitas tambang sudah dilakukan, bahkan kemungkinan penutupan permanen mengingat metode penambangan yang tidak sesuai prosedur.
“Ini adalah sebuah kesalahan dalam metode penambangannya. Kami dari Dinas ESDM sudah memperingatkan berkali-kali,” ujarnya.
Bambang menambahkan, lokasi tambang sebenarnya sudah dipasangi garis polisi, namun pengelola tetap menjalankan aktivitas meskipun berisiko.
“Sore hari ini saya tutup sementara dan nanti mungkin malam oleh Pak Gubernur akan ditutup permanen. Kira-kira begitu ya,” ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.