Senin, 18 Agustus 2025

Pratama Wijaya, Mahasiswa Unila Tewas Sempat Ngambek, Ibu Tak Diberi Izin Ikut Diksar Mapala

Berikut fakta kasus mahasiswa Unila tewas saat Diklatsar Mapala. Ibu Pratama sempat tidak memberikan izin kepada anaknya.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
MAHASISWA UNITA TEWAS - Seorang mahasiswa Unila menyalakan lilin di depan foto Pratama Wijaya Kusuma. Aksi menyalakan lilin hingga taruh bunga bagi almarhum Pratama Wijaya Kusuma berlangsung di bundaran air mancur Unila, Selasa (2/6/2025). Pratama Wijaya Kusuma merupakan mahasiswa jurusan digital bisnis angkatan 2024 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila. Pratama diduga meninggal dunia usai mengikuti pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Pencinta Lingkungan (Mahepel) FEB Unila, 11-14 November 2024. 

Pratama dikenal berkepribadian baik, dari aspek spiritual maupun akademis.

"Waktunya salat, dia ke masjid. Puasa rajin, ke kampus rajin," kenangnya.

Baca juga: Ibunda Kenang Sosok Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar: Rajin Puasa, Rajin ke Kampus

Terkait proses hukum, Wirna menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sungkai Bunga Mayang.

Ia juga berharap mendapatkan keadilan.

"Yang kami inginkan pelaku harus dihukum setimpal dengan perbuatannya." kata Wirna. 

"Pelaku harus diproses secara hukum, termasuk semua yang mukul dan yang terlibat," tandasnya.

Bantah lakukan kekerasan

Kuasa hukum Mahepel, Chandra Bangkit dari LBH IKADIN Bandar Lampung membantah ada aksi kekerasan dalam acara Diksar Mapala.

"Tidak ada yang namanya kekerasan dalam bentuk fisik," katanya, dikutip dari TribunLampung.co.id.

Namun di sisi lain, Chandra menyebut ada aktivitas fisik.

Berupa push up, sit up, hingga skot jam yang dipastikan dilakukan sesuai prosedur.

Kemudian ditanya soal luka di tubuh korban, luka itu berasal dari aktivitas selama Diksar Mapala.

"Luka-luka seperti lebam itu timbul akibat benturan alami seperti terkena ranting pohon, atau saat merayap di medan yang berat," imbuh dia.

Chandra lalu menjawab tudingan korban dipaksa meminum spiritus.

"Memang insiden itu ada tapi kejadian tersebut adalah murni tidak sengaja, karena saat itu almarhum Pratama sempat mengambil botol yang dikira air minum, padahal itu adalah spiritus untuk memasak," kata Bangkit.

"Tapi yang perlu diketahui, cairan (spirtus) itu tidak sempat diminum dan tidak menimbulkan dampak kesehatan apa pun," imbuhnya.

Baca juga: Latih Mental Jadi Dalih Senior Aniaya Pratama Mahasiswa Unila saat Diksar hingga Berujung Tewas

Proses hukum

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan