Jumat, 8 Agustus 2025

Viral Mahasiswa Bentang Poster Kritik Gibran Dipiting, Kapolres: Hanya Klarifikasi dan Diajak Makan

Kapolres menyebut, setelah dimintai keterangan, justru ketiga mahasiswa itu diajak berdialog dan makan siang di tempat yang sama, bersama dirinya dan

|
IST/Tribunnews.com/Igman Ibrahim
MAHASISWA DIPITING - Viral video berdurasi 10 detik yang merekam mahasiswa dipiting oleh pasukan paspampres yang mengawal Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, usai Salat Iduladha 1446 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jumat (6/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolres Blitar Kota, AKBP Titus Yudho Uly, membantah kabar penangkapan tiga mahasiswa yang membentangkan poster kritik saat kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu (18/6/2025).

Ketiganya disebut hanya dimintai klarifikasi oleh petugas di lokasi.

Titus menyatakan ketiga mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar tidak ditangkap, melainkan diminta klarifikasi secara baik-baik oleh petugas di lokasi.

"Perlu kami tegaskan, tidak ada penangkapan. Ketiganya hanya kami mintai klarifikasi secara baik-baik di lokasi," kata Titus dalam keterangannya, Kamis (19/6/2025).

Baca juga:  Dipiting Paspampres, Mahasiswa Gagal Bentangkan Poster Dinasti Tiada Henti saat Gibran ke Blitar

Sebelumnya beredar video menampilkan dua orang diduga mahasiswa diringkus pertugas yang diduga Paspampres di Rumah Makan Bu Mamik Kota Blitar.

Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 12.55 WIB ketika iring-iringan Wapres Gibran memasuki sebuah rumah makan. Tiga orang mendekat dari arah gang sambil membawa spanduk bertuliskan kritik soal janji 19 juta lapangan kerja.

Poster itu bertuliskan, "Dinasti Tiada Henti", "Omon - omon 19 Juta Lapangan Kerja", "Semangat terus bikin bualan Mas Wapres Gibran", "Siapa percaya pengangkang konstitusi?!".

Petugas TNI menghalau mereka kembali ke trotoar.

Ketiga mahasiswa itu diketahui adalah Ketua Cabang PMII Blitar Toha Ma’ruf, serta dua kader lainnya, Alex Cahyono dan Reyda Hafis. 

Kapolres menyebut, setelah dimintai keterangan, justru ketiga mahasiswa itu diajak berdialog dan makan siang di tempat yang sama, bersama dirinya dan Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin yang juga alumni PMII.

"Kami menghadirkan para senior mereka, termasuk Wali Kota, untuk memberikan pembinaan. Pendekatannya dialogis dan kekeluargaan," jelas Titus.

Baca juga: Siap Ditahan di Skandal Dana Hibah Jatim, Kusnadi Senggol Khofifah: Masa Dia Enggak Tahu

Ia menegaskan tidak ada tindakan represif dalam insiden tersebut. Langkah aparat semata demi menjaga kondusivitas dan kelancaran agenda kenegaraan.

"Situasi tetap aman dan kondusif. Kami ingin jaga ruang demokrasi tetap terbuka, tapi juga mengedepankan ketertiban umum," tambahnya.

Wali Kota Blitar: Kritik Bisa Disampaikan Lebih Elegan

Menanggapi aksi itu, Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menyayangkan cara penyampaian aspirasi yang dilakukan secara mendadak saat kunjungan resmi Wapres.

"Jadi harapan besarnya kita dibantu memajukan Kota Blitar dengan nilai investasi ratusan miliar, tetapi adik-adik kita menyambut tamu negara dengan seperti itu. Sekali lagi saya menyayangkan hal itu,” katanya.

PENYERAHAN BANTUAN - Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT DBHCHT) 2025 sebesar Rp800.000 per orang kepada 241 pekerja di fasilitas produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) PT HM Sampoerna di Blitar, Jawa Timur. Penyaluran BLT DBHCHT merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi para pekerja di industri tembakau.
PENYERAHAN BANTUAN - Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT DBHCHT) 2025 sebesar Rp800.000 per orang kepada 241 pekerja di fasilitas produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) PT HM Sampoerna di Blitar, Jawa Timur. Penyaluran BLT DBHCHT merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi para pekerja di industri tembakau. (Istimewa)

Menurutnya, kritik tetap bisa disampaikan dengan cara yang lebih elegan tanpa mengganggu agenda kenegaraan.

Ia menegaskan bahwa ketiga mahasiswa telah diberi ruang menyampaikan aspirasi secara langsung setelah insiden berlangsung.

“Jadi kemarin adek-adek itu akhirnya aspirasinya diterima di rumah makan itu, diajak ngobrol dan dijamu dengan baik. Jadi tidak ada isu-isu terjadi apa-apa dengan mereka,” ujarnya.

Baca juga:  Tampang Paspampres yang Ditegur Prabowo di Depan Jenderal Asing di Indo Defence 2025

Wali kota juga menambahkan, bila penyambutan seperti itu terulang, ia merasa enggan mengundang pejabat negara ke Blitar. 

“Saya malu dan kecewa sekali,” tutup Muhibbin.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan