Minggu, 10 Agustus 2025

Kisah Pilu Intan: ART Asal NTT Diduga Dianiaya Majikan dan Tak Pernah Terima Gaji Penuh

Kisah pilu dialami oleh seorang ART asal NTT, Intan. Ia diduga menjadi korban penganiayaan oleh majikannya. Selain itu, ia tidak pernah terima gaji pe

Penulis: Falza Fuadina
screenshot video facebook.com/jesicha.dendo via TribunBatam.id
KASUS PENGANIAYAAN - Tangkapan layar saat Tim Paguyuban Flobamora mendapatkan Intan dalam kondisi tubuh penuh lebam karena dugaan penganiayaan oleh majikannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang asisten rumah tangga (ART) bernama Intan (20), yang berasal dari Loli, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga mengalami tindakan kekerasan dari majikannya.

Peristiwa ini terjadi di kawasan Perumahan Taman Golf Sukajadi, Blok 10 No. 40, Kota Batam. 

Bibi korban, Regina (42), menceritakan apa yang dialami oleh korban selama bekerja sebagai ART di rumah terduga pelaku.

Dengan suara bergetar, Regina menuturkan bagaimana Intan, keponakannya datang merantau ke Batam dari Kabupaten Sumba Barat.

Intan diketahui merantau untuk membantu ekonomi keluarga, namun sehari-harinya korban justru dianiaya oleh majikannya hingga membuat ia takut.

Regina tak terima saat keponakannya menceritakan bahwa korban kerap dipukul hingga kepalanya pernah dibenturkan ke tembok.

Korban diduga mengalami penganiayaan setiap kali majikannya menilai hasil kerjanya tidak sesuai.

"Keponakan saya dipukuli seperti binatang. Kepalanya pernah dibenturkan ke tembok kalau kerjanya dianggap buat salah,” ungkap Regina dengan mata berkaca-kaca di Mapolresta Barelang, Senin (23/6/2025), dikutip dari TribunBatam.id.

Selain dianiaya, gaji Intan juga kerap dipotong.

Awalnya Intan diiming-imingi gaji Rp 2 juta perbulannya. Dari situlah, ia mengambil pekerjaan itu.

Namun faktanya, Intan hanya mendapatkan gaji Rp 1,8 juta.

Baca juga: Kronologi Terungkapnya Kasus ART Asal NTT di Batam yang Diduga Dianiaya oleh Majikan

Regina menuturkan, gaji Intan terus dipotong dengan alasan yang tidak masuk akal.

"Kalau ada barang rusak, air atau listrik naik, itu potong dari gaji korban. Majikannya bilang, karena mereka cuma tinggal berdua, pembantu yang harus tanggung semuanya,” tutur Regina.

Selama satu tahun bekerja, Intan mengungkapkan kepada bibinya bahwa ia tak pernah menerima gaji secara penuh.

Sejak hari pertama, majikannya memberikan daftar 'denda' yang disebutnya hanya sebagai ancaman agar Intan bersikap disiplin.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan