Selasa, 19 Agustus 2025

Mengenal Teknik Water Blender, Cara Tim SAR Menemukan Jasad Mahasiswi UNS, Kapal Membentuk Pusaran

Teknik water blender digunakan Tim SAR untuk temukan jasad mahasiswi UNS yang tenggelam di Bengawan Solo, Karanganyar.

Editor: Glery Lazuardi
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
MAHASISWI UNS TERJUN - Sejumlah petugas Search and Rescue (SAR) melakukan proses pencarian di Bengawan Solo, Selasa (1/7/2025). Mahasiswi UNS Solo diduga bunuh diri. Tim SAR menerapkan teknik water blender di Bengawan Solo untuk mencari mahasiswi UNS yang dikabarkan tenggelam. 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Jasad mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) yang sebelumnya dilaporkan tenggelam di Sungai Bengawan Solo akhirnya ditemukan.

Proses pencarian yang berlangsung intens sejak dua hari terakhir itu melibatkan teknik khusus bernama water blender, yakni metode pencarian dengan membentuk pusaran air menggunakan perahu karet.

Jasad korban ditemukan di wilayah Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Rabu (2/7/2025), tepatnya di bawah Jembatan Ring Road sekitar pukul 12.00 WIB.

Proses evakuasi berlangsung hingga pukul 12.25 WIB dan jenazah segera dibawa ke RSUD Dr. Moewardi.

Baca juga: Duka UNS, Devitasari Gagal Wisuda Meski Tamatkan Urusan Kuliah dengan IPK 3,8

MAHASISWI UNS - (Kiri) Foto DA, mahasiswi UNS yang lompat ke Sungai Bengawan Solo, semasa hidup dan (Kanan) Proses evakuasi tubuh mahasiswi UNS yang diduga terjun ke Sungai Bengawan Solo, Rabu (2/7/2025). Jarak lokasi ditemukannya tubuh korban dengan titik korban jatuh sekira 3,26 kilometer.
MAHASISWI UNS - (Kiri) Foto DA, mahasiswi UNS yang lompat ke Sungai Bengawan Solo, semasa hidup dan (Kanan) Proses evakuasi tubuh mahasiswi UNS yang diduga terjun ke Sungai Bengawan Solo, Rabu (2/7/2025). Jarak lokasi ditemukannya tubuh korban dengan titik korban jatuh sekira 3,26 kilometer. (Kolase: Istimewa/TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Bagaimana Teknik Water Blender Bekerja?

Tim relawan SAR UNS dan Damkar menjelaskan bahwa metode water blender dilakukan dengan memutar perahu karet di satu titik tertentu di sungai, sehingga menghasilkan pusaran air kuat.

Pusaran ini mampu mengangkat benda berat atau tubuh yang kemungkinan tersangkut di dasar sungai.

“Teknik ini diterapkan di aliran sungai yang deras untuk menimbulkan gelombang air. Harapannya, jika korban tersangkut di dasar sungai atau di lubuk, ia akan terbawa arus naik ke permukaan,” kata Supriyanto, relawan SAR UNS.

Metode ini dikenal juga dengan istilah "ngebor" di kalangan relawan karena pola gerakan melingkar yang menyerupai bor.

Menurut Satgas Damkar Jatinegara, Anggoro, teknik blender memang efektif namun tidak lepas dari tantangan besar, seperti arus sungai yang deras dan lumpur tebal di dasar sungai.

“Lumpur yang pekat di sekitar tepi sungai cukup menghambat gerak perahu dan motor tempel kami saat melakukan teknik blender,” ungkapnya.

Pada Rabu pagi pukul 11.00 WIB, perahu SAR terlihat mulai memutar area depan posko relawan di Dusun Daleman, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten.

Gerak perahu meningkat pada pukul 11.30 WIB, memutar titik tertentu beberapa kali sebelum akhirnya jasad korban ditemukan tak jauh dari area tersebut.

Relawan Karanganyar, Ninik Darwanto, menyebutkan bahwa titik penemuan jenazah berjarak sekitar 3,26 kilometer dari lokasi jatuhnya korban. 

Penemuan ini mempertegas efektivitas teknik blender dalam kasus pencarian korban tenggelam di sungai dengan arus deras dan medan sulit.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Mahasiswi UNS Solo Diduga Bunuh Diri, Ditemukan dengan Teknik Water Blender,

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan