Selasa, 14 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

TNI Tembak Mati Tokoh OPM Jeki Murib, Dalang Pembakaran Sekolah dan Gereja di Papua

Dalam kontak senjata 10 menit, TNI menembak mati Jeki Murib, otak pembakaran rumah ibadah dan fasilitas umum di Puncak, Papua Tengah.

Tribunnews.com/HO/Koops Habema TNI
SEPARATIS PAPUA - Jasad tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), Jeki Murib alias Papuanus Murib, dan bendera bintang kejora OPM, usai bakuk tembak dengan Koops Habema TNI di Desa Kulume, Distrik Omukia, Papua Tengah, Senin (7/72025). Jeki Murib merupakan Wakil Komandan Wilayah Kepala Air Titus dan bersama kelompoknya bertanggung jawab atas aksi pembakaran sekolah satu-satunya di Desa Pinggil, disusul dengan pembakaran gereja di Desa Pinapa, beberapa waktu lalu.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pasukan TNI menembak mati salah satu tokoh kunci Organisasi Papua Merdeka (OPM), Jeki Murib alias Papuanus Murib, dalam sebuah operasi penyergapan di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Senin (7/7/2025).

Kontak senjata singkat berdurasi 10 menit itu berujung pada kematian Jeki, yang selama ini dikenal sebagai pelaku pembakaran sekolah, gereja, dan rumah dinas Bupati Puncak.

Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen Lucky Avianto, menjelaskan, Jeki Murib yang juga menjabat Wakil Komandan Wilayah Kepala Air Titus, disergap di Desa Kulume setelah intelijen TNI melacak keberadaannya bersama 12 anggota kelompok separatis.

"Dalam menghadapi situasi ini, kami menekankan bahwa seluruh tindakan tegas dan terukur oleh prajurit TNI dilakukan secara profesional, berdasarkan Rules of Engagement (ROE), hukum, HAM, dan etika militer," ujar Lucky dalam keterangannya, Senin (7/7/2025).

Saat penyergapan berlangsung, Jeki dan kelompoknya melakukan perlawanan hingga terjadi kontak tembak. Dua belas anggota OPM lainnya melarikan diri, sementara Jeki tertembak dan tewas di tempat. Tidak ada korban di pihak TNI maupun warga sipil.

Dari lokasi kejadian, TNI mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk busur, belasan anak panah, 11 tombak bambu, tas pinggang, dan selembar bendera Bintang Kejora.

Baca juga: Siapa Haji Nurbagang? Inisiator Fashion Show Waria di Maros, Seorang Perias Pengantin

Rangkaian Teror OPM di Puncak

Menurut TNI, sehari sebelum penyergapan, Jeki Murib dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran sekolah satu-satunya di Desa Pinggil, disusul dengan pembakaran gereja di Desa Pinapa. Kedua aksi ini membuat masyarakat panik dan mengungsi ke hutan.

"Wajar jika masyarakat dunia, khususnya orang asli Papua, memandang OPM sebagai pihak yang ingin membelenggu Papua dalam kebodohan dan ketertinggalan," ujar Lucky menanggapi pembakaran gereja dan sekolah.

TNI menilai tindakan brutal OPM merupakan bentuk sabotase terhadap pembangunan dan pendidikan masyarakat Papua. Gereja dan sekolah yang menjadi sasaran adalah fasilitas vital masyarakat asli Papua.

Baca juga: Sosok Enos Tipagau, Pentolan OPM yang Ditembak Mati TNI-Polri di Intan Jaya, Ini Daftar Kejahatannya

Dukungan OAP terhadap Operasi TNI

Mayjen Lucky juga menegaskan bahwa operasi militer di Papua mendapat dukungan besar dari masyarakat lokal, termasuk Orang Asli Papua (OAP). Ia menyebutkan bahwa kehadiran TNI bukan hanya untuk menumpas separatisme, tetapi juga memulihkan rasa aman.

"Insya Allah, dengan lenyapnya OPM di Bumi Cenderawasih, saudara kita di ufuk timur Indonesia ini dapat segera hidup dengan aman, damai, dan sejahtera," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved