Pendaki Jatuh di Gunung Rinjani
Rangkaian Kecelakaan Pendaki di Gunung Rinjani: Evaluasi Sistem Keselamatan Jadi Prioritas
Pendaki Swiss dan Belanda jatuh di Rinjani. NTB benahi SOP, pasang rambu rawan, hingga pelatihan SAR bersertifikat internasional.
Editor:
Glery Lazuardi
Ketua Asosiasi Trekking Organizer Senaru (ATOS), Munawir, menyerukan pentingnya membangun call center darurat satu pintu, serta integrasi sistem pelaporan online real-time yang bisa digunakan para pendaki untuk kondisi darurat.
“Jangan sampai keselamatan pendaki hanya bergantung pada cuaca atau lambatnya koordinasi. Ini soal nyawa,” tegasnya.
Catatan Kelam di Gunung Rinjani
Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl memang menyimpan keindahan luar biasa, namun juga memiliki jalur yang sangat menantang. Jalur populer seperti Sembalun dan Senaru kerap menjadi lokasi insiden.
Data BTNGR menunjukkan, dari total 177.321 pengunjung pada 2024, sebanyak 87.895 di antaranya melakukan pendakian, sebagian besar belum siap menghadapi tantangan fisik dan teknis medan.
Tips Aman Mendaki Rinjani untuk Pendaki Pemula
Persiapan Fisik dan Mental – Latihan hiking dan kardio setidaknya 2-3 minggu sebelum pendakian.
Perlengkapan Standar – Sepatu trekking, pakaian tahan dingin, trekking pole, dan headlamp wajib dibawa.
Manfaatkan Jasa Guide Berlisensi – Jangan mendaki sendirian, apalagi jika belum mengenal medan.
Ikuti Briefing dan Edukasi Sebelum Mendaki – Kenali rambu-rambu, cuaca, serta titik rawan di jalur.
Gunakan Asuransi Perjalanan – Untuk jaminan biaya medis dan evakuasi jika terjadi insiden.
Tragedi demi tragedi di Gunung Rinjani harus menjadi cermin bahwa wisata alam tidak boleh hanya dijual keindahannya saja. Keselamatan dan kesiapsiagaan adalah syarat mutlak.
Dengan sistem yang lebih tanggap, edukasi mendaki yang terstruktur, dan kerja sama lintas pihak, Gunung Rinjani dapat tetap menjadi primadona—tanpa harus mengorbankan nyawa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.