Gubernur NTT Dukung Upaya Pengembangan Energi Panas Bumi di Poco Leok, Ini Pertimbangannya
Menurut Gubernur, potensi panas bumi di Poco Leok merupakan bagian penting dari rencana besar menjadikan NTT sebagai provinsi energi terbarukan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, mendukung pengembangan energi panas bumi di Poco Leok, Kabupaten Manggarai, sebagai bagian dari agenda besar transisi energi bersih dan kemandirian energi daerah.
Energi panas bumi di Poco Leok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi sorotan nasional karena potensinya yang besar sekaligus kontroversi sosial yang menyertainya.
Poco Leok terletak di Pulau Flores, tepatnya di wilayah Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kawasan ini berada di bagian barat Flores dan dikenal sebagai daerah pegunungan dengan kontur alam yang dikelilingi oleh bukit-bukit dan hutan tropis.
Poco Leok disebut menyimpan cadangan panas bumi hingga 402,5 MW dan sumber daya mencapai 1.000 MW.
“NTT sudah diputuskan sebagai provinsi renewable energy. Maka seluruh potensi energi terbarukan—termasuk panas bumi—harus kita dorong dan kembangkan,” ujar Melki dalam sebuah dialog bertajuk Re-Industrialisasi dan Ketahanan Energi Menuju Indonesia Emas yang dilaksanakan oleh Forum Dialog Nusantara (FDN) di Perpustakaan Habibie & Ainun, Jakarta Selatan, dikutip Rabu (23/7/2025).
Menurutnya, potensi panas bumi di Poco Leok merupakan bagian penting dari rencana besar menjadikan NTT sebagai provinsi energi terbarukan.
Melki juga menanggapi berbagai isu yang beredar di publik terkait proyek panas bumi di wilayah tersebut.
Menurutnya, banyak narasi yang beredar justru mengadu domba masyarakat dan melemahkan upaya transformasi energi nasional.
Ia menyayangkan tuduhan-tuduhan tak berdasar yang diarahkan kepadanya dan para kepala daerah yang mendukung proyek tersebut.
“Saya dibilang terima uang dari pengembang panas bumi, paling gampang dicek sajalah. Jangan main fitnah. Ini soal kepentingan masa depan energi dan pembangunan di NTT,” tegasnya.
Melki menyebutkan bahwa dukungan terhadap panas bumi bukan berarti menutup mata terhadap kekhawatiran warga. Namun, menurutnya, pendekatan yang digunakan harus berbasis dialog, bukan provokasi.
“Saya masuk langsung ke Poco Leok pertama kali, bertemu warga (untuk) berdialog. Bahkan Kelompok yang selama ini kontra mau menerima kehadiran pemerintah. Artinya, ruang dialog itu masih terbuka,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan energi di NTT bukan hanya soal pertumbuhan ekonomi, melainkan juga soal kemandirian dan keadilan energi bagi seluruh wilayah.
Bahkan, dia mencontohkan keberhasilan proyek panas bumi di Ulumbu yang berjalan damai, aman, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Moeldoko Minta Aturan TKDN untuk Industri Panas Bumi Lebih Fleksibel |
![]() |
---|
Kecam Insiden KKB Bunuh Guru, Gubernur NTT: Sangat Prihatin, Ini Menyentuh Hati Saya |
![]() |
---|
Gubernur NTT Upayakan Pemulangan Jenazah Guru Rosalia yang Tewas Diserang KKB di Yahukimo |
![]() |
---|
Gubernur NTT Harap Film Persahabatan Indonesia-Timor Leste Libatkan Komunitas Lokal |
![]() |
---|
Profil Melkiades Laka Lena, Gubernur NTT 2024 Tepilih yang Sudah Bekerja sebelum Pelantikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.