Langgeng Lintas Generasi, Toko Barang Antik Pasar Triwindu Tetap Eksis Tak Lekang oleh Waktu
Terletak di Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, Surakarta, Pasar Triwindu merupakan pasar yang menjual barang antik,langka hingga bekas
Penulis:
timtribunsolo
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
erbulan Komet bisa meraup keuntungan kotor sebesar Rp20 juta hingga Rp30 jutaan.
Menurut Komet dengan adanya barang antik yang dijual di pasar online tidak mempengaruhi penjualannya dan tetap dicari oleh wisatawan.
Wisatawan yang berkunjung tidak hanya wisatawan lokal saja namun juga wisatawan mancanegara juga banyak yang berdatangan.
Toko ini mulai buka dari Pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
Rohmah Tri Nosita (21) pengunjung asal Boyolali, mengaku datang ke Pasar Triwindu tertarik karena tempatnya yang estetik bernuansa klasik dulu serta jarang ditemui di tempat-tempat lain.
“Saya sudah dua kali berkunjung ke sini karena tertarik dengan tempatnya yang estetik dengan nuansa klasik serta jarang ditemui di tempat lain," ujarnya.
Ia juga tertarik dengan lampu gantung antik yang dipajang seperti menambah kesan estetik
“Menarik, apalagi yang lampu gantung itu yang kaya di rumah-rumah antik, bisa dibuat furniture rumah yang memberi kesan antik,”ungkapnya.
Seza Afni Almahira Sanjaya (13) pengunjung asal Solo yang sedang melakukan observasi di Pasar Triwindu bersama dengan teman sekelasnya yang pertama kali datang ke Pasar Triwindu mengaku tertarik karena banyak yang menjual barang antik.
“Kebetulan ini pertama kali kesini kesannya menarik juga jarang kan yang jual barang antik, sebelumnya juga sering dengar tentang Pasar Triwindu ini di Tik Tok,” ucap Seza.

Sejarah Pasar Triwindu
Dilansir dari laman wonderfulimages.kemenparekraf.go.id Pasar Antik Triwindu berdiri sejak 1939 dengan menjual berbagai jenis barang antik dan unik.
Pasar dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII sebagai peringatan 24 tahun, atau tiga windu masa pemerintahannya.
Nama "Triwindu" sendiri memiliki makna filosofis yang mendalam, berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari kata "tri" (tiga) dan "windu" (delapan tahun), sehingga "triwindu" bermakna tiga windu atau 24 tahun.
Lokasi strategis yang dipilih tidak sembarangan. Pasar ini dibangun di sebelah selatan kompleks Istana Mangkunegaran, tepatnya di sisi timur boulevard yang mengarah ke gapura istana, mencerminkan kedekatan dengan pusat kekuasaan Mangkunegaran pada masa itu.
Pada awalnya, Pasar Triwindu hanyalah deretan meja sederhana yang menjajakan kebutuhan sehari-hari seperti jajanan pasar, kain, majalah, dan koran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.