Minggu, 21 September 2025

Pemblokiran Rekening

Ramai-ramai Warga Sambat Rekeningnya Diblokir PPATK, Pensiunan Guru Kesulitan Makan Sehari-hari

Berikut rangkuman sambatan atau keluhan warga soal PPATK blokir rekening. Ada pensiunan guru kesulitan makan sehari-hari.

|
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
Shutterstock
PPATK BLOKIR REKENING - Ilustrasi ATM dari Shutterstock. Berikut rangkuman sambatan atau keluhan warga soal PPATK blokir rekening. Ada pensiunan guru kesulitan makan sehari-hari. 

TRIBUNNEWS.COM - Langkah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir 31 juta rekening menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat.

Rekening yang diblokir diketahui berstatus dormant atau tidak aktif selama 3 bulan terakhir.

PPATK mulai melakukan pemblokiran setelah diumumkan lewat Instagram @ppatk_indonesia, pada Rabu, 23 Juli 2025.

Untuk melindungi masyarakat dan sistem keuangan, PPATK menghentikan sementara transaksi pada sejumlah rekening dormant,” tulis dalam pengumuman tersebut.

Adapun penyebab PPATK memblokir rekening lantaran ada kasus rekening nganggur dimanfaatkan untuk kegiatan ilegal, seperti praktik jual beli rekening hingga tindak pidana pencucian uang (money laundering).

Usai mendapatkan kritikan, PPATK mulai secara bertahap membuka rekening yang sebelumnya diblokir.

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana memastikan, warga masyarakat bisa kembali menggunakan rekeningnya.

"Kita tidak akan membiarkan dampak sosial dari JUDOL ini terjadi. Nyawa yang hilang, konflik rumah tangga, usaha bangkrut, terjerat pinjaman, putus sekolah, dan lain-lain."

"Negara memperkuat perlindungan dengan menjaga rekening-rekening nasabah bank agar tidak disalahgunakan oleh pelaku pidana. Rekening 100 persen aman dan bisa dipergunakan kembali," jelasnya, dikutip dari Instagram @ppatk_indonesia, Kamis (31/7/2025).

Meski sudah mulai dibuka, warga ada yang sudah dibuat kecewa dengan langkah PPATK.

Mereka sambat atau berkeluh kesah tidak bisa mengambil uang pensiun hingga dalam kondisi sulit butuh dana untuk masa depan anak.

Baca juga: Profil Ivan Yustiavandana, Kepala PPATK Disorot atas Kebijakan Blokir Rekening Nganggur

Pensiunan guru kesulitan makan sehari-hari

Cerita pertama datang dari seorang pensiunan guru asal Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Hesty mengatakan, rekening milik ayahnya sudah diblokir sejak sebulan yang lalu.

Rekening tersebut berisi uang pensiun yang sangat dibutuhkan oleh ayahnya.

“Sudah sebulan lebih rekening ayah saya diblokir. Padahal isinya cuma uang pensiun, bukan transaksi mencurigakan. Tapi, sampai sekarang belum bisa digunakan lagi,” tutur Hesty, dikutip dari Tribunbanjar.com.

Hesty melanjutkan ceritanya, sang ayah sudah berusaha mendatangi bank guna meminta penjelasan sekaligus mencari cara agar rekening aktif kembali.

Namun sudah tiga kali bolak-balik tidak menghasilkan hal yang berarti.

Ayah Hesty hanya diminta menunggu tanpa kepastian.

“Kami sudah reaktivasi juga di bank, tapi tetap tidak bisa transaksi apa pun. Aktivitas sehari-hari jadi sangat terganggu,” ujarnya.

Hesty menegaskan, sang ayah sedang sangat membutuhkan uang guna memperbaiki rumahnya.

Pensiunan guru itu kini kebingungan membayar tukang.

“Terpaksa distop total (renovasi rumah). Ayah bilang, kalau uangnya tidak bisa diambil, mau bayar tukang pakai apa?"

"Bahkan buat makan saja kami bingung karena semua dana di rekening itu,” ucapnya.

Terakhir, Hesty berharap segera ada solusi terkait pemblokiran rekening oleh PPATK.

Ia meminta pemerintah jangan mempersulit orang kecil, seperti ayahnya.

Apalagi rekening tidak terlibat kasus ilegal seperti judi online atau kejahatan lainnya.

“Yang paling dirugikan masyarakat kecil seperti kami. Tidak tahu apa-apa, tidak main apa-apa, tapi terkena imbasnya,” tandasnya.

Tabungan Masa Depan Anak Kena Blokir

Cerita selanjutnya datang dari warga Kota Padang, Sumatera Barat, bernama Ahmad Lubis (37).

Pria berumur 37 tahun itu mengaku sudah tidak bisa mengambil uang di rekening sekira 3 minggu lalu.

Rekening tersebut berisi tabungan masa depan anaknya yang bersumber dari uang pribadi dan hadiah lomba.

Ahmad mengeluhkan hanya bisa mengecek saldo lewat Anjungan Tunai Mandir (ATM).

“Sekitar tiga minggu lalu mau ambil uang dari rekening anak lewat ATM, tapi tidak mau keluar, ada kendala."

"Tapi cek saldo bisa, terus tanggal 11 Juli saya ke bank, kata pihak bank diblokir PPATK," ucap Ahmad, dikutip dari Kompas.com.

Ahmad dalam kesempatanya turut mengkritisi kebijakan PPATK yang memblokir rekening nganggur.

Ia setuju aksi PPATK yang memberantas judi online.

Namun di sisi lain, Ahmad berharap PPATK bisa selektif dalam memblokir rekening masyarakat.

“Aslinya PPATK kan mau memberantas kejahatan yang berkaitan dengan dana masuk keluar melalui bank, seperti judol dan pencucian uang."

"Seharusnya mereka pintar untuk memblokir yang tepat, bukan sembarangan blokir,” ujar Ahmad.

Baca juga: Soal PPATK Blokir Rekening Bank, Celios:  Pemerintah Senang Buat Kebijakan Bikin Masyarakat Murka

Kena Blokir usai Terima BSU 

lihat fotoPPATK BLOKIR REKENING - Nur Aziza, warga lain yang ikutan rekeningnya diblokir  Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
PPATK BLOKIR REKENING - Nur Aziza, warga lain yang ikutan rekeningnya diblokir Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Nur Aziza, warga lain yang ikutan rekeningnya diblokir PPATK.

Ia mengaku rekeningnya diblokir tidak lama setelah menerima pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU).

"Hari Rabu tepatnya, tanggal 16 Juli jam 11.30 WIB siang. Saya dapat transferan BSU tahap 4."

"Nah, sorenya jam gitu malah dapat email dari akun nama banknya ada newsletter yang memberitahukan kalau rekening saya itu telah dilakukan penghentian sementara," katanya, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV Medan.

Meski mendapatkan pemberitahuan, faktanya rekening miliknya masih bisa digunakan.

Ia menilai kebijakan PPATK melakukan pemblokiran rekening nganggur tidak sesuai antara kebijakan dengan implementasi di lapangan.

Nur Aziza melanjutkan, dalam pengumuman pemberitahuan yang dikirimkan lewat email ada formulir belum diketahui untuk peruntukannya.

"Yang saya khawatirkan sih sebenarnya ada form di bawah surat pemberitahuan ya yang sepertinya justru mengarahkan saya untuk klik di sana.

"Nah, ini nih saya tuh sempat curiga di awalnya, wah jangan-jangan ini phising  karena kan kok diarahkan untuk klik satu form yang saya enggak tahu itu form apa," tegasnya.

Terakhir, Nur Azizah meminta PPATK mengkaji ulang kebijakan ini.

Ia menilai langkah tersebut membuat masyarakat bingung dan menjadi susah mengambil uangnya sendiri.

"Jadi kalau menurut saya sih kaji ulang deh ini kebijakannya. Karena kan selain juga membingungkan juga membahayakan. 

"Masa iya sih mau melindungi tapi justru menyusahkan ya," tandasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Rekeningnya Diblokir PPATK, Pensiunan Guru asal Banjar Setop Renovasi Rumah: Gimana Bayar Tukang?

(Tribunnews.com/Endra)(BanjarmasinPost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan