Bukan Sekedar Makam Biasa: Petilasan Ki Ageng Henis, Pusat Spiritual dan Legenda Tanah Jawa
Petilasan Ki Ageng Henis, yang terletak di area Masji Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, jadi pusat wisata sejarah dan religi.
Penulis:
timtribunsolo
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Di balik keagungan arsitektur Masjid Laweyan yang merupakan masjid tertua di Surakarta, Jawa Tengah, tersimpan lokasi bersejarah yang tak banyak diketahui orang.
Masjid Laweyan berdiri sejak tahun 1546 pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang.
Masjid ini terletak di Jalan Liris No 1, Belukan, Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Selain arsitektur, terdapat keunikan lainnya dari Masjid Laweyan, yakni adanya Petilasan Ki Ageng Henis.
Petilasan Ki Ageng Henis merupakan pemakaman bersejarah, menjadi tempat peristirahatan dari tokoh-tokoh di Surakarta.
Sejarah Masjid Laweyan serta Petilasan Ki Ageng Henis
Nama Petilasan Ki Ageng Henis sendiri lantaran lokasi tersebut menjadi makam Ki Ageng Henis, sosok yang menjadi tonggak sejarah berdirinya kerajaan Islam dan cikal bakal Kota Surakarta.
Makamnya bukan sekedar batu nisan biasa, melainkan sebuah petilasan yang dipandang sebagai pusat spiritual dan sumber legenda bagi masyarakat Laweyan serta juga ditetapkan sebagai Cagar Budaya tahun 2012 melalui Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta.
Lokasi bersejarah yang kini dikenal sebagai Masjid Laweyan serta Petilasan Ki Ageng Henis ini berawal dari sebuah Pura Hindu yang dibangun oleh Ki Ageng Beluk.
Ki Ageng Beluk sendiri adalah pemuka agama Hindu yang pada zaman Kasultanan Pajang membangun sebuah pura di pinggir Kabanaran, sungai yang digunakan sebagai lalu lintas perdagangan batik.
Lokasi bersejarah tersebut awalnya dibangun pada masa Sultan Hadiwijaya, salah satu Pemimpin di Kesultanan Pajang yang merupakan cikal bakal dari Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta tahun 1546.
Sebelum di bangun menjadi masjid bangunan ini merupakan sebuah panggung tempat persembahyangan agama Hindu Jawa di bawah pengaruh Ki Ageng Beluk.

Dan sejarah berdirinya Masjid Laweyan ini bermula dari persahabatan Ki Ageng Henis dengan sosok bernama Ki Ageng Beluk.
Lantas siapa Ki Ageng Henis?
Ki Ageng Henis merupakan putra dari Ki Ageng Selo dan juga guru spiritual dari Sultan Hadi Wijaya (Joko Tingkir) pada masa kerajaan Pajang.
Selain itu Ki Ageng Henis juga tokoh aktif dalam penyebaran agama Islam di wilayah Surakarta, dirinya merupakan putera dari Ki Ageng Selo.
Sumber: TribunSolo.com
Naik Becak, Fery Farhati Menyusuri Kampung Batik Laweyan Surakarta |
![]() |
---|
5 Tempat Sarapan Enak di Solo yang Khas dan Jadi Incaran Pencinta Kuliner, Termasuk Timlo Sastro |
![]() |
---|
Festival Rajamala Digelar di Solo, Tiket Masuk Gratis dan Banyak Kegiatan Menarik |
![]() |
---|
Daftar Produk UMKM Binaan PNM di China ASEAN EXPO 2023: Batik Laweyan Solo hingga Kain Tenun Kombu |
![]() |
---|
Kuris VIP Cuma Rp 10 Ribu, Cek Jadwal Lakon Wayang Orang Sriwedari Solo Pekan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.