Kamis, 25 September 2025

Bupati Pati Sempat Tantang Warganya Demo, Pakar: Saat Tertekan, Pemimpin Terkadang Out of Control

Pakar dari Undip Teguh Yuwono mengomentari sikap Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo, yang sempat menantang warganya untuk berdemo.

Instagram.com/pemkabpati_
NAIKAN TARIF PBB - Foto Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo diuntuh dari Instgaram @pemkabpati_, pada Kamis (7/8/2025). Pakar dari Undip Teguh Yuwono mengomentari sikap Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo, yang sempat menantang warganya untuk berdemo. 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar kebijakan publik dari Universitas Diponegoro (Undip) Teguh Yuwono mengomentari sikap Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo, yang sempat menantang warganya untuk berdemo.

Hal itu terkait dengan kebijakan penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang mengakibatkan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan.

Sebelum akhirnya membatalkan kebijakan itu dan meminta maaf, awalnya Sudewo mengaku tak gentar meski harus menghadapi gelombang demonstrasi besar menolak kebijakan kenaikan tarif PBB-P2

Terkait hal itu, Teguh Yuwono menilai, terkadang dalam suasana tertekan, seorang pemimpin menjadi lepas kendali atau out of control.

"Pemimpin dalam suasana tertekan seperti itu kan juga kadang-kadang out of control ya. Beliau mungkin tidak menyadari bahwa itu berdampak ke banyak hal." 

"Seolah-olah kemudian menantang masyarakat. Kemudian seolah-olah tidak takut sama masyarakat bahwa seolah-olah keputusannya paling benar," ucapnya dalam acara On Focus di YouTube Tribunnews, Jumat (8/8/2025).

Namun, dirinya meyakini di balik hal tersebut, ada intervensi dari Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi maupun Kementerian Dalam Negeri yang menginginkan suasana di Pati lebih kondusif.

Teguh pun menyampaikan apresiasi kepada Sudewo yang sudah meminta maaf kepada masyarakat atas polemik kenaikan tarif PBB-P2 tersebut.

"Semoga masyarakat saya sarankan ya memberi maaf karena yang namanya pemimpin kan bisa keliru, bisa khilaf, tetapi diberi kesempatan untuk memperbaiki diri supaya ditata ulang." 

"Kalau nanti membuat kebijakan harus melibatkan masyarakat. Kalau memutuskan sesuatu melibatkan banyak orang. Kepentingan-kepentingan itu dijadikan sebagai pertimbangan. Jangan diputuskan sendiri, merasa paling benar sendiri," ujar Teguh.

Baca juga: Kisruh Tarif Pajak 250 Persen Diharapkan Bisa Buat Bupati Pati Sudewo Belajar Mendengar Masyarakat

Ia mengingatkan, di atas bupati masih ada kekuasaan gubernur, kekuasaan presiden dan di atasnya lagi masih ada rakyat.

Jika rakyat bergerak dan tak berhenti melakukan demo, sambungnya, maka pemimpinnya akan kewalahan karena hari-harinya habis untuk mengurusi hal itu.

"Tidak sempat membimbing atau membangun kabupaten kotanya. Jadi saya kira sikap bupati ini sudah bagus ya walaupun kemarin sempat kurang oke karena statementnya seperti itu, tetapi orang kan belajar, orang kan learning, orang kan ada proses gitu loh." 

"Jadi saya kira saya minta masyarakat bisa memaklumi dan memaafkan Pak Bupati (Sudewo) supaya Pati lebih sejahtera," tutur Teguh Yuwono.

Pernyataan bupati

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan