Program Makan Bergizi Gratis
Guru Ikut Keracunan Sajian MBG di Sragen, Ternyata Santap Makanan Siswa yang Absen
Beberapa guru di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, diduga keracunan setelah ikut menyantap sajian program makan bergizi gratis (MBG).
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Tiga guru di SMPN 1 Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengalami keracunan.
Mereka diduga keracunan setelah ikut menyantap sajian program makan bergizi gratis (MBG) yang diberikan kepada para siswa pada hari Senin (11/8/2025).
Tidak hanya guru, sejumlah karyawan pun ikut keracunan. Adapun jumlah siswa yang keracunan dilaporkan mencapai 196 orang.
Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Gemolong Aris Sudarmanto buka suara mengenai para guru yang ikut menyantap makanan.
Dia berujar setelah ada monitoring dan evaluasi (monev) terbaru, pihak sekolah diperbolehkan memanfaatkan makanan jatah siswa yang absen atau tidak masuk sekolah.
"Kemarin kalau MBG pusat, kalau anak tidak masuk, dulu tidak berani memanfaatkan itu, kemudian ada monev, saya menanyakan apabila ada anak yang tidak masuk bagaimana, silakan dimanfaatkan oleh sekolah setempat," ujar Aris hari Selasa, dikutip dari Tribun Solo.
"Apa boleh diberikan kepada guru yang mungkin belum sarapan atau apa, hasil monev tersebut boleh, itu monev dari pusat, kalau disini ada tiga guru yang merasakan gejala."
Aris berkata total ada 663 siswa di SMPN 1 Gemolong.
Menurutnya ada sekitar 94 siswa yang memperlihatkan gejala keracunan. Kata dia, daya tahan masing-masing siswa berbeda. Beberapa siswa yang keracunan sudah bisa beraktivitas.
Para siswa mulai menampakkan gejala keracunan pada malam hari dan pagi dini hari. Sebagian siswa tidak masuk sekolah.
Aris menyebut insiden keracunan ini adalah yang pertama kalinya di SMPN 1 Gemolong sejak progam MBG digulirkan awal tahun ini.
Baca juga: Kepala BGN Soal 196 Orang Diduga Keracunan MBG di Sragen Jawa Tengah: Kita Tingkatkan SOP
Siswa anggap rasa masakan aneh
Para siswa yang keracunan merasa ada yang aneh pada makanan yang disajikan.
C, salah satu siswa, berkata nasi kuning yang dimakannya tidak terasa gurih, tetapi asin.
"Rasa nasi kuningnya lebih asin, kalau telurnya juga tidak kayak biasanya," kata C, Selasa.
F, siswa lain, juga mengaku ada yang aneh pada sajian hari iu.
"Yang pertama nasi kuning asing, sayur-sayuran timun sama selada sudah bolong-bolong hitam, tidak saya makan, sudah berbeda, sama telurnya asin, yang saya makan apel, nasi kuning, orek telur, sama susu," kata F.
F mengaku menghabiskan nasi itu meski rasanya asin.
Umumnya siswa mulai merasakan gejala setelah pukul 19.00 WIB. Namun, ada pula yang baru merasakan gejala pada dini hari pukul 02.00 WIB. Gejala itu misalnya pusing, mual, hingga diare.

Dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen Udayanti Proborini mengonfirmasi insiden dugaan keracunan di SMPN 1 Gemolong.
"Ini saya nanti ke Gemolong, bersama Pak Bupati dan jajaran, ketemu disana ya," kata Udayanti, Selasa.
Baca juga: Kesaksian Pelajar di Sragen yang Keracunan MBG: Nasi Kuning Asin Banget, Telur Suwirnya Amis
Dia menyebut ada ada posko darurat di Puskemas Gemolong untuk menangani kasus keracunan.
Sementara itu, kini sudah dibuka posko darurat di Puskesmas Gemolong.
"Poskonya di Puskesmas Gemolong, kita buka 2 x 24 jam, nanti kita lihat kondisinya seperti apa, jika belum membaik, kita perpanjang," katanya
SPPG diminta tak salurkan makanan untuk sementara
Bupati Sragen Sigit Pamungkas mengeluarkan beberapa kebijakan setelah ratusan siswa diduga keracunan.
Salah satu adalaha meminta dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Gemolong tidak mendistribusikan makanan untuk sementara waktu.
"Atas apa yang kita amati, kita mengambil kebijakan, yang pertama untuk pendistribusian makan bergizi gratis yang berasal dari penyedia yang dimungkinkan mengakibatkan keracunan, ini dijeda setidaknya 2 hari untuk dilakukan investigasi," kata Sigit, Selasa, (12/8/2025).
"Yang kedua kita melakukan pengobatan kepada siswa-siswi kita yang diduga terkena keracunan, serta kegiatan membentuk crisis center, respon cepat, menyiagakan Puskesmas 24 jam untuk merespon laporan masyarakat terkait dengan kemungkinan ada gejala keracunan lagi, semoga tidak ada."
Kepala BGN ingin SOP lebih baik lagi
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana turut mengomentari kasus ratusan siswa di Sragen yang keracunan.
Dadan berkata hal itu akan menjadi pelajaran bagi BGN agar bisa meningkatkan standar operasional prosedur (SOP).
Baca juga: 196 Orang Diduga Keracunan MBG di Sragen, Kepala Puskesmas: Murid, Guru, Karyawan dan Keluarga
"Ya, pokoknya kami berusaha sebaik mungkin agar tidak ada kejadian lagi dan kami tingkatkan SOP-nya," ujar Dadan di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Dadan mengatakan evaluasi dilakukan secara menyeluruh dari mulai pemilihan bahan baku, waktu masak, hingga lama waktu distribusi ke sekolah.
Namun, Dadan mengingatkan agar MBG yang disalurkan tidak disimpan dalam waktu yang lama. MBG sebaiknya dimakan maksimal 4 jam setelah diterima sekolah.
"Termasuk mulai memilih bahan baku yang baik, memendekkan waktu masak, memendekkan waktu penyiapan, memendekkan waktu pengiriman, termasuk juga di dalam pengiriman ke sekolah dan makanan tidak terlalu lama disimpan di sekolah agar waktunya lebih pendek dari 4 jam," katanya.
(Tribunnews/Febri/Igman Ibrahim/Tribun Solo/Septiana Ayu Lestari)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pengakuan Siswa di Sragen yang Diduga Keracunan Setelah Makan MBG: Rasa Nasi Kuning Asin, Telur Amis
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.