Rabu, 8 Oktober 2025

Aksi Demonstrasi di Pati

Kondisi Kapolsek Pati Kota yang Jadi Korban Kericuhan Demo Tuntut Sudewo Mundur

Kondisi Kapolsek Pati Kota Iptu Heru Purno yang menjadi sasaran amuk massa dalam kericuhan aksi demonstrasi di Pati, Jawa Tengah.

|
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
DEMO PATI - Aksi unjuk rasa digelar di kawasan Alun-Alun Kabupaten Pati, Rabu (13/8/2025). Massa menuntut Bupati Pati, Sudewo, mundur dari jabatannya. Kondisi Kapolsek Pati Kota Iptu Heru Purno yang menjadi sasaran amuk massa dalam kericuhan aksi demonstrasi di Pati, Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM - Kapolsek Pati Kota Iptu Heru Purnomo menjadi sasaran amuk massa dalam kericuhan aksi demonstrasi yang menuntut Sudewo lengser dari jabatannya sebagai Bupati Pati, Rabu (13/8/2025).

Koordinator demo yang berlangsung di depan Kantor Bupati Pati, kawasan Alun-alun Pati, Jawa Tengah (Jateng) ini adalah Aliansi Masyarakat Pati Bersatu.

Demonstrasi yang berlangsung kemarin, ialah menuntut Sudewo mundur dari jabatannya karena politikus Partai Gerindra itu sempat menantang warganya untuk berdemo.

Hal itu terkait kebijakan penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang mengakibatkan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan.

Sebelum akhirnya membatalkan kebijakan itu dan meminta maaf, awalnya Sudewo mengaku tak gentar meski harus menghadapi gelombang demonstrasi besar menolak kebijakan kenaikan tarif PBB-P2.

Namun, meski sudah meminta maaf dan membatalkan kenaikan tarif PBB, warga tetap melaksanakan demo dan menuntut Sudewo untuk mundur dari jabatannya.

Kapolsek jadi sasaran massa

Kericuhan terjadi selepas massa aksi melempari botol dan gelas air mineral yang sebelumnya dihimpun sebagai donasi logistik peserta aksi.

Air mineral dalam kemasan botol maupun gelas plastik itu menjadi "amunisi" bagi massa untuk dilemparkan ke Kantor Bupati Pati.

Saat massa mulai masuk ke area halaman Kantor Bupati Pati, polisi lantas melakukan pengamanan dengan menembakkan water cannon (meriam air) dan gas air mata.

Peserta aksi pun terus melemparkan gelas-gelas air mineral. Di tengah kekacauan itu, Iptu Heru Purnomo yang berada di Alun-alun Pati menjadi korban pengeroyokan.

Baca juga: Sudewo Enggan Mundur sebagai Bupati Pati, Pengamat: Itulah Tipikal Kepala Daerah di Indonesia

Saat ini, Heru sedang menjalani perawatan medis di RSUD RAA Soewondo Pati karena mengalami luka bocor di kepalanya. Ia terluka setelah kepalanya menjadi sasaran pelemparan batu.

Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes Pol drg Agustinus, mengatakan bahwa Heru menjalani rawat inap dan dalam kondisi sadar, namun mengeluh pusing.

Korban lain dari pihak kepolisian yang menjalani perawatan di RSUD Soewondo Pati adalah Galih Dega Pramudya. Ia masih berada di IGD akibat luka robek di paha kanan.

“Kondisinya sadar, namun tim medis masih melakukan pemantauan ketat di IGD untuk memastikan luka tersebut tidak menimbulkan komplikasi,” jelasnya, seperti dikutip dari TribunJateng.com.

Kini di RSUD Soewondo Pati masih ada tujuh korban luka yang menjalani rawat inap. Selain dua anggota Polri, ada lima warga sipil yang juga dirawat. Mereka mengalami sesak napas akibat efek gas air mata.

“Kelima pasien dari masyarakat sipil ini dalam kondisi sadar dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan kesehatan setelah mendapat perawatan di rumah sakit,” ucap Agustinus.

Ia menjamin, seluruh korban sudah memperoleh penanganan medis secara maksimal.

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Lucky Pratugas Narimo mengatakan, total korban luka maupun yang mengalami gangguan kesehatan akibat kericuhan aksi mencapai 64 orang.

Namun, puluhan orang itu, hanya tujuh yang masih rawat inap. Selebihnya menjalani rawat jalan dan sudah pulang ke rumah masing-masing.

DPRD bentuk pansus hak angket

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggelar Sidang Paripurna, menyepakati pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket untuk memakzulkan Bupati Pati Sudewo.

Terkait hal itu, Sudewo mengatakan, hak angket merupakan hak yang dimiliki oleh DPRD sehingga ia menghargai hal tersebut.

"Itu kan hak angket yang dimiliki oleh DPRD, jadi saya menghormati hak angket tersebut, paripurna tersebut," ujar Sudewo kepada awak media.

Sementara itu, terkait tuntutan warga yang memintanya untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Bupati Pati, Sudewo menegaskan bahwa dirinya terpilih secara konstitusional.

"Kalau saya kan dipilih oleh rakyat secara konstitusional dan secara demokratis, jadi tidak bisa saya harus berhenti (sebagai Bupati Pati) dengan tuntutan itu, harus mundur dengan tuntutan itu. Semua ada mekanismenya," ujar Sudewo.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Demo Ricuh di Pati: Kapolsek Kepalanya Bocor Dilempari Batu, 7 Korban Masih Rawat Inap di RSUD.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng.com/Maza Hauzan Naufal)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved