Jumat, 15 Agustus 2025

Aksi Demonstrasi di Pati

Rapat Pansus Pemakzulan Bupati Pati Sudewo Diwarnai Tangis Eks Pegawai RSUD Soewondo

Tangis eks karyawan RSUD RAA Soewondo Pati menangis saat memberikan keterangan di hadapan Pansus pemakzulan Bupati Sudewo.

Penulis: Adi Suhendi
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
DOA BERSAMA - Eks pegawai honorer RSUD RAA Soewondo Pati yang menjadi bagian dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menggelar selamatan dan doa bersama atau istighosah di posko donasi Aliansi, depan Kantor Bupati Pati, Selasa (12/8/2025) malam. Mereka meminta agar dapat dipekerjakan kembali atau Bupati Sudewo yang dilengserkan. 

Para mantan pegawai honorer korban PHK RSUD RAA Soewondo Pati sempat ikut dalam aksi unjuk rasa 13 Agustus 2025 di Alun-alun Kabupaten Pati.

Mereka bersama perserta aksi unjuk rasa sempat menggelar selamatan dan doa bersama.

Mereka berdoa agar aksi unjuk rasa Rabu (13/8/2025) berjalan lancar dan tuntutan bisa terpenuhi.

Sebagaimana diketahui, 220 mantan pegawai honorer RSUD Pati bergabung ke dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu.

Mereka ikut berunjuk rasa lantaran merasa diberhentikan secara tidak adil akibat kebijakan rasionalisasi jumlah pegawai oleh Bupati Pati Sudewo.

"Aksi kami damai, tidak anarkis. Kami akan sampaikan, kembalikan kami bekerja, atau Bupati yang turun,” kata Eko Supriyanto, eks honorer RSUD Pati saat membuka selawatan dan doa bersama, Selasa (12/8/2025) malam.

Eko mengaku sudah bekerja sebagai honorer selama 20 tahun sebelum pada akhirnya harus mengalami PHK.

Dengan alasan efisiensi anggaran demi meningkatkan fasilitas dan pelayanan rumah sakit, Bupati Pati Sudewo mengurangi jumlah tenaga honorer.

Pengurangan pegawai dilakukan melalui mekanisme tes seleksi pegawai tidak tetap menjadi pegawai tetap.

“Ada 220 honorer yang diberhentikan tanpa pesangon. Menurut kami tesnya tidak adil, tidak transparan juga tesnya, karena pengumumannya tidak menampilkan skor yang didapatkan peserta,” ucap dia.

Korban PHK lainnya, Siswanto mengaku heran dengan kebijakan pengurangan pegawai. 

Alasan Bupati Sudewo merampingkan jumlah pegawai katanya efisiensi anggaran. Belakangan malah ada informasi bahwa RSUD membuka rekrutmen pegawai baru.

“Suratnya juga sudah dishare, tapi untuk tanggal dan bulannya belum tahu. Kalau memang benar RSUD butuh karyawan baru, mending kembalikan kami saja,” kata Siswanto ketika berorasi di posko donasi Aliansi, Sabtu (9/7/2025) malam.

Siswanto sakit hati dengan perkataan Sudewo yang menuding karyawan honorer RSUD asal masuk tanpa mekanisme seleksi yang jelas, bahkan juga menuduh masuk dengan praktik suap.

“Sudewo pernah bilang, karyawan honorer di Soewondo masuknya sogok-menyogok, bledang-bledeng (asal masuk). Padahal kami tidak pernah pakai uang masuknya."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan