Kamis, 21 Agustus 2025

Aksi Demonstrasi di Pati

Inisiator Aliansi Pati Berubah Haluan Usai Bicara dengan Bupati Sudewo, Ada Apa?

Inisiator Aliansi Pati, Ahmad Husein, batal turunkan 50 ribu massa usai bicara dengan Bupati Sudewo. Ada apa?

Editor: Glery Lazuardi
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
DEMO PATI - Aksi unjuk rasa digelar di kawasan Alun-Alun Kabupaten Pati, Rabu (13/8/2025). Massa menuntut Bupati Pati, Sudewo, mundur dari jabatannya. Ketegangan mereda: Ahmad Husein urungkan demo akbar setelah dialog dengan Bupati Pati, Sudewo. 

TRIBUNNEWS.COM - Inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Ahmad Husein, mendadak berubah haluan. 

Sehari setelah sesumbar bakal menurunkan 50 ribu orang untuk mendesak pemakzulan Bupati Pati Sudewo, ia justru mengumumkan pembatalan aksi.

Perubahan sikap ini terjadi setelah Husein berkomunikasi langsung dengan Sudewo lewat panggilan video, hingga memicu tanda tanya publik: ada apa di balik damai mendadak tersebut?

Sejarah Lahirnya Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB)

Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) lahir sebagai respons langsung terhadap kebijakan kontroversial Bupati Pati Sudewo yang menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen pada tahun 2025. 

Awal Mula Pembentukan

Pemicu utama: Kenaikan PBB-P2 yang dianggap memberatkan rakyat kecil, terutama pasca pandemi.

Tokoh sentral: Ahmad Husein, warga sipil yang menjadi inisiator dan Ketua AMPB.

Gerakan awal: Setelah aksi mahasiswa pada Juni 2025 gagal membuahkan hasil, Ahmad Husein bersama aktivis lain membentuk AMPB sebagai wadah perlawanan rakyat.

AMPB merupakan aliansi terbuka yang menaungi berbagai elemen masyarakat, seperti petani, pedagang kecil, buruh, dan mahasiswa

Tuntutan Utama

Batalkan kenaikan PBB-P2 sebesar 250 persen

Tinjau ulang kebijakan fiskal yang dianggap tidak adil

Desak transparansi dan partisipasi publik dalam penetapan NJOP dan pajak daerah

Aksi Pertama

Tanggal: 13 Agustus 2025

Lokasi: Kantor Bupati Pati

Massa: Diperkirakan 15.000 warga turun ke jalan

Posko donasi didirikan di Simpang Lima Pati, menampung bantuan dari warga dan simpatisan

AMPB sempat menjadi simbol perlawanan rakyat Pati, namun kemudian mengalami perpecahan menjelang aksi lanjutan 25 Agustus 2025.

DI balik batalnya aksi 25 Agustus 2025 itu, sosok Ahmad Husein sedang menjadi sorotan.

Ahmad Husein dikenal sebagai  Koordinator dan inisiator aksi demonstrasi besar-besaran di Pati, Jawa Tengah, pada Agustus 2025.

Isu utama adalah menolak kebijakan Bupati Pati, Sudewo, yang menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen

Dia memimpin demo pada 13 Agustus 2025. Lalu, merencanakan demo lanjutan pada 25 Agustus, namun membatalkannya setelah ‘berdamai’ dengan Bupati Sudewo

Aksi kedua tersebut rencananya bakal fokus untuk melengserkan Sudewo sebagai Bupati Pati.

Salah satunya adalah dengan mendesak DPRD Kabupaten Pati menuntaskan pembahasan Pansus Hak Angket memakzulkan Sudewo.

Namun jelang sepekan aksi tersebut, sang inisiator dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Ahmad Husein memastikan diri membatalkan rencana tersebut.

Bahkan secara terang-terangan dia menyebut sudah berkomunikasi secara langsung dengan Bupati Pati Sudewo melalui panggilan telepon.

Dalam penjelasannya, Husein sebut melepaskan diri dari sebagian kelompok yang saat ini mendirikan posko di depan Gedung DPRD Kabupaten Pati.

Penyebabnya, aksi tersebut sudah tidak murni, melainkan sudah ditunggangi kepentingan politik yang memanfaatkan situasi menjadi semakin runyam.

Dia bahkan mengklaim sudah berdamai dengan Bupati Pati Sudewo dan tidak lagi menuntut Sudewo untuk lengser.

Kesepakatan damai itu terjadi, menurut Husein, setelah dirinya melakukan panggilan video dengan Sudewo pada Selasa (19/8/2025).

Padahal, baru saja pada Senin (18/8/2025), Husein mengatakan bakal kembali menggelar unjuk rasa besar-besaran pada 25 Agustus 2025. 

Dia bahkan sesumbar bakal mendatangkan 50 ribu orang untuk mendesak DPRD Kabupaten Pati segera menuntaskan pembahasan Pansus Hak Angket untuk memakzulkan Sudewo.

Pada aksi demo tersebut, Ahmad Husein berencana menggunakan nama Aliansi Masyarakat Pati Timur Bersatu.

Sebab, sebelumnya AMPB yang diwakili Supriyono alias Botok dan Teguh Istiyanto sudah menandatangani perjanjian dengan Polresta Pati untuk tidak menggelar demo selama proses Pansus Hak Angket bergulir di DPRD.

Hanya berselang sehari, rencana itu dia batalkan.

Husein bahkan menyatakan telah melepaskan diri dari sebagian kelompok yang saat ini masih mengawal proses Pansus Hak Angket dengan mendirikan posko di depan Gedung DPRD Kabupaten Pati.

“Sudah batal, saya sudah tidak berkecimpung di sana lagi dan masyarakat sudah saya kasih tahu, 25 batal."

"Pertimbangannya, semakin saya lihat, orang-orang itu semakin melenceng jauh."

"Kayak-kayak ditunggangi politik."

"Kalau saya dari awal riil dari masyarakat,” jelas dia kepada TribunJateng.com via sambungan telepon, Selasa (19/8/2025).

Ahmad Husein membatalkan rencana aksi lanjutannya karena merasa hanya dimanfaatkan oleh segelintir orang yang sudah ditunggangi kepentingan politik.

“Intinya mohon maaf pada masyarakat."

"Masyarakat Pati Timur Bersatu menyatakan 25 batal demo,” kata dia.

Husein menegaskan, dirinyalah yang pertama kali mencetuskan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu.

Namun dia saat ini sudah tidak mau ikut campur lagi dengan proses Pansus Hak Angket yang berlangsung di DPRD Kabupaten Pati.

Dia bahkan meyakini bahwa gerakan “teman-temannya” yang saat ini masih mengawal Pansus Hak Angket sudah tidak murni lagi.

“Saya dan massa saya sudah melepaskan diri dari mereka,” ucap dia.

Ahmad Husein membenarkan, dirinya baru saja berkomunikasi dengan Bupati Pati Sudewo melalui panggilan video call.

Dalam panggilan itu, menurut dia Sudewo sudah mendengarkan semua aspirasinya.

“Betul, saya tadi video call-an sama Pak Bupati."

"Pertama, saya dulu yang menghubungi, kemudian saya ditelepon Pak Bupati."

"Beliau posisi lagi di kantor."

"Aspirasi saya diterima Bupati dari bawah, ibaratnya Kepala Desa, saya suruh tekan Bupati agar pembangunannya maksimal."

"Biar pembangunan itu tahun ini membangun, tahun depan dana desanya buat yang lain,” jelas dia.

Ahmad Husein mengatakan, dirinya sudah berdamai dengan Sudewo.

Baginya, Sudewo sudah membuktikan bisa merangkul masyarakat dengan mengakomodasi tuntutan-tuntutan massa.

“Saya secara pribadi sudah tidak ada tuntutan Sudewo lengser."

"Kalau saya dari awal kan memang dari masyarakat, tidak ada tunggangan politik,” ucap dia.

Namun, Ahmad Husein enggan menyebut dirinya keluar dari AMPB.

Sebab, dia mengklaim, dirinyalah yang mencetuskan nama itu.

Bahkan dia hendak mengurus legalitas nama AMPB sebagai organisasi.

“Tapi saya sudah tidak terlibat dengan gerakan yang masih berjalan sekarang."

Saya sama Pak Sudewo sekarang baik-baik saja,” jelas dia.

Husein menyadari, pernyataannya ini akan mendatangkan tudingan-tudingan negatif dari publik terhadap dirinya.

Namun, dia tak mau ambil pusing seandainya pun dituduh menerima suap.

“Biarin saja, besok kelihatan (apakah saya disuap atau tidak)."

"Wong omahku yo elek wae kok (Orang rumahku ya jelek saja kok),” tandas dia.

Dua “pentolan” lain, koordinator di AMPB, yakni Teguh Istiyanto dan Supriyono alias Botok, mengatakan bahwa mereka tetap konsisten pada garis perjuangan untuk melengserkan Sudewo.

“Bahwa AMPB bukan suatu organisasi, melainkan kumpulan pejuang yang sifatnya kolektif, tidak bertumpu pada satu tokoh atau satu orang saja.

Jika Mas Husein menyatakan keluar dari kelompok kami, sudah tidak satu gerbong perjuangan lagi, kami hormati.

Kami tidak perlu memusingkan,” kata Teguh di Posko Masyarakat Pati Bersatu, depan pintu gerbang selatan Gedung DPRD Pati, Selasa (19/8/2025) malam.

Teguh menyadari, suara sumbang berupa fitnah dan pencemaran nama baik sudah menjadi risiko bagi pihaknya.

Baginya, tudingan Husein adalah bagian dari ujian perjuangan.

“Kami minta doa restu warga Pati semua, bahwa tujuan kami masih on the track dan murni.

Kami tidak akan bergeser dari itu.

Mau dikatakan kami ditunggangi, dibayari, ada kepentingan politik, biarlah saja.

Semua bisa berasumsi.

Yang jelas kami tetap berjuang demi Pati dan Indonesia,” tegas dia.

Teguh justru bersyukur Husein membatalkan rencana aksi demo susulan pada 25 Agustus mendatang.

Sebab, menurutnya rencana aksi tersebut sebelumnya merupakan inisiatif pribadi Husein, tanpa ada koordinasi dengan rekan-rekan di Aliansi.

Terlebih, Aliansi sudah bersepakat dengan Polresta Pati untuk tidak lagi menggelar aksi unjuk rasa selama proses Pansus Hak Angket di DPRD bergulir.

Dia khawatir, jika ada demo susulan, potensi kericuhan akan kembali muncul dan suasana jadi tidak kondusif.

“Tujuan kami bukan untuk hura-hura atau bikin anarkisme dan bikin Pati tidak kondusif.

Kami justru maunya di Pati kondusif.

Tanggal 13 kemarin itu untuk menunjukkan bahwa kami merepresentasikan warga Pati dari semua wilayah yang ingin Pak Sudewo undur diri.

Itu sudah kami nyatakan, semua sudah lihat banyaknya warga Pati yang ikut terlibat,” jelas dia.

Selanjutnya, pihaknya hanya akan berfokus mengawal proses Pansus Hak Angket DPRD Pati.

Teguh berharap warga Pati tidak kecewa dengan batalnya aksi demo susulan dari Husein.

Menurut dia, perjuangan tidak hanya dari jalur demonstrasi.

“Tunjukkan bahwa kita tidak ugal-ugalan.

Kita bukan preman.

Kita tetap ikut prosedur sesuai tata kelola pemerintahan.

Kalau memang Sudewo harus turun dengan cara pemakzulan, kita lewati itu,” papar dia.

Dia juga mengaku optimistis dengan kinerja DPRD dengan Pansus Hak Angket-nya.

Dia tidak berpikir Pansus akan “masuk angin” dan mengkhianati rakyat.

“Kami berpikir, secara normalnya, karena  Pansus DPRD sudah berjalan dan fakta sudah terungkap, mereka tidak akan berkhianat terhadap fakta tadi,” ujar Teguh.

Dia menambahkan, posko di depan Gedung DPRD ini justru pihaknya dirikan untuk memberikan dukungan moral pada anggota Pansus agar jangan takut mengungkap kebenaran.

“Jangan takut, rakyat di belakang kalian,” tegas Teguh.

Mengenai nama Aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang disebut bakal disahkan, diurus legalitasnya oleh Ahmad Husein, Teguh tidak mempermasalahkan.

Dia tidak memungkiri, nama aliansi ini memang dicetuskan Husein lewat pamflet-pamflet yang dia sebarkan di media sosial.

“Kalau mau diklaim silakan saja, wong kami juga tidak terpaku nama.

Yang penting kami kolektif, mau nama diambil, tidak masalah, yang penting kami masyarakat Pati tetap bersatu dan berjuang bersama untuk kebaikan Pati dan Indonesia.

Kalau mau diresmikan silakan saja.

Kami berubah nama juga tidak apa-apa.

Toh itu hanya nama, yang penting esensi perjuangannya,” tandas Teguh.

Selanjutnya, kata Teguh, pihaknya akan menolak orang-orang yang ingin bergabung tapi masih membawa identitas ormas atau LSM masing-masing.

Dia meminta, jika ada warga Pati yang ingin bergabung dengan gerakan ini, mereka bisa melepas baju organisasinya dan mengatasnamakan diri sebagai rakyat saja.

Koordinator lain di AMPB, Supriyono alias Botok, menegaskan bahwa undur dirinya Husein sama sekali tidak menyurutkan perjuangannya melengserkan Sudewo.

“Kami tidak memandang tokoh. Misal Husein keluar dari gerakan ini, hilang satu tumbuh seribu.

Kami sepakat tetap menyampaikan aspirasi masyarkaat Pati untuk segera melengserkan Sudewo,” tandas dia.


Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Husein Undur Diri, Botok dan Teguh Tetap Maju Lengserkan Bupati Pati Sudewo, 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul FIX, Aksi 25 Agustus Lengserkan Bupati Pati Batal Digelar, Husein Singgung Ada Kepentingan Politik, 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan