Balita Tewas karena Cacingan Akut
Penampakan Rumah Balita Raya, Kondisinya Tak Layak Huni sebelum Dibangun Warga
Berikut penampakan rumah Raya, balita yang meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Sebelum dibangun warga, rumah Raya tak layak huni.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Raya, bocah berusia empat tahun yang meninggal dunia dengan tubuh dipenuhi cacing, tinggal di rumah yang tak layak huni sebelum dibangun warga.
Raya merupakan anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38).
Raya, ayah, ibu serta kakaknya Risna (7) tinggal di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Rumah yang mereka tinggali berbentuk panggung sederhana berukuran 4x7 meter persegi.
Sebelum seperti saat ini, rumah itu tak layak menjadi tempat tinggal Raya dan keluarganya.
Kepala Dusun setempat, Arif Rahman mengatakan, dulunya, kondisi rumah keluarga Raya sangat memprihatinkan.
Dinding rumah hanya terbuat dari bilik anyaman bambu, begitu juga lantai juga dari bambu.
Sementara atap dari genteng yang setiap hujan kerap bocor.
"Kalau hujan suka bocor dan lantainya juga bocor (bolong). Bahkan anaknya jatoh ke bawah," kata Arif, Kamis (21/8/2025), dilansir TribunJabar.id.
Lantai yang terbuat dari bambu itu juga digunakan sebagai tempat untuk memasak.
Ayah Raya diketahui mengidap penyakit Tuberkulosis (TBC), sedangkan sang ibu menderita gangguan kejiwaan.
Baca juga: Terungkap Balita Raya Masih Saudara Kepala Desa Wardi, Bupati Sukabumi: Saya Sangat Prihatin
"Dengan keluarganya yang keterbelakangan mental, lantai bambu tersebut dipakai Suluh (kayu bakar) untuk memasak," ucapnya.
Arif mengungkapkan, dari hasil inisiasi masyarakat dan kepala desa, akhirnya gotong royong melakukan renovasi rumah keluarga Raya agar layak ditinggali.
"Dindingnya pakai JRC, atapnya pakai asbes dan lantainya memakai papan," ucapnya.
Sementara itu, saat Kompas.com mengunjungi kediaman Raya, akses menuju rumah tersebut cukup terjal.
Jalan menuju rumah Raya tak bisa dilalui kendaraan roda empat, sehingga harus diparkir di pinggir jalan atau lahan kosong.
Kemudian, pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melalui jalan berbatu kerikil.
Rumah Raya tampak dicat putih dengan atap asbes, dinding dari tripleks dan lantai kayu.
Kandang domba berdiri hanya tiga meter dari pintu masuk rumah.
Untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan buang air, mereka hanya mengandalkan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) sederhana yang tidak layak.
Toilet berada di luar rumah dan dibuat tanpa penghalang, sehingga bisa dilihat jelas oleh umum.
"Sumber air untuk kebutuhan rumah tangga diambil dari sungai terdekat."
"Air dari kolam yang berasal dari sungai Cianaga dimasukkan ke drum untuk keperluan sehari-hari, seperti buang air," papar Arif.
Meninggal Cacingan
Raya mengembuskan napas terakhir setelah di tubuhnya bersarang banyak cacing gelang atau Ascaris Lumbricoides.
Baca juga: Tanggapi Kasus Balita Raya, Kemenkes Klaim Dinkes Kabupaten Sukabumi Rutin Berikan Obat Cacing
Cacing tersebut menyebabkan komplikasi berat hingga mengakibatkan nyawa bocah itu tak tertolong.
Meski infeksi cacing tergolong umum pada anak-anak, kasus ini dinilai sebagai satu yang paling parah.
Sebab, keterlambatan penanganan dan penyebaran parasit yang sudah meluas ke organ vital.

Ketua Tim Penanganan RSUD R. Syamsudin dokter Irfan Nugraha mengatakan infeksi cacing pada anak-anak umum terjadi.
Namun, kebanyakan kasus masih bisa ditangani jika terdeteksi lebih awal.
"Sebenarnya infeksi cacing itu relatif sering pada pasien anak. Tapi tidak sampai separah ini," kata Irfan, Rabu (20/8/2025), dilansir TribunJabar.id.
Akan tetapi, pada kasus Raya, tingkat keparahan dan jumlah cacing yang ditemukan sudah sangat banyak.
"Kalau cacing sudah muncul saat buang air besar, biasanya sudah bisa ketahuan. Tapi dalam kasus Raya, cacingnya sudah besar-besar dan jumlahnya sangat banyak," ungkapnya.
Cacing gelang berkembang biak di lingkungan tanah.
Telur cacing bisa masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau secara tidak sengaja tertelan saat tangan yang kotor masuk ke mulut.
Dalam kasus Raya, bocah itu diketahui tinggal di rumah panggung yang langsung berdiri di atas tanah tanpa lapisan semen atau aspal.
Raya pun terbiasa bermain di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Hal ini diduga menjadi pemicu bocah itu mengalami cacingan.
Saat anak bermain di tanah tanpa perlindungan, seperti alas kaki atau mencuci tangan setelahnya, potensi infeksi cacing sangat tinggi.
"Kalau melihat faktor lingkungannya, sangat mungkin dia tertular dari tanah. Bisa saja saat bermain, tangan menyentuh tanah yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut," beber Irfan.
Setelah telur cacing masuk ke tubuh, butuh waktu sekitar 2-3 minggu untuk menetas di dalam usus.
Namun, sebelum menjadi dewasa, telur akan melalui fase larva. Di fase ini, cacing dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, termasuk ke paru-paru, ginjal, hingga otak.
Irfan melanjutkan, kondisi yang dialami Raya sudah cukup parah lantaran infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak.
"Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas," tandasnya.
Lebih lagi, cacing di dalam tubuh bocah itu sudah tak terhitung jumlahnya.
"Sudah sangat terlambat saat sampai ke rumah sakit. Jumlah cacing dalam saluran pencernaannya sangat banyak," sambungnya.
Irfan menambahkan, Raya masuk RSUD R. Syamsudin pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB.
Raya menjalani perawatan intensif selama sembilan hari hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 22 Juli 2025.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kondisi Rumah Raya yang Meninggal akibat Cacingan di Sukabumi, Tak Layak Huni, Atap dan Lantai Bocor
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Dian Herdiansyah, Kompas.com/Riki Achmad Saepulloh)
Sumber: TribunSolo.com
Balita Tewas karena Cacingan Akut
Balita Meninggal karena Cacingan, Puan Desak Posyandu dan RT/RW Lebih Proaktif Jaga Kesehatan Anak |
---|
Pengakuan Mak Encoy dengan Bibi Balita Raya, Bupati Sukabumi Tindak Tegas 2 Dinas |
---|
Kehidupan Sehari-hari Balita Raya Suka Main di Tanah, sang Bibi Sebut Sudah Lama Tak Terima Bantuan |
---|
Cacingan yang Tak Diobati Bisa Menyerang Paru-paru, Sebabkan Gagal Nafas |
---|
Balita Meninggal di Sukabumi Akibat Cacingan, Menteri PPPA: Sangat Memilukan Penderitaannya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.