Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Kericuhan di Unisba, Polisi Klaim Dipicu Kelompok Berpakaian Hitam: Gas Air Mata Tertiup Angin
Polisi klaim kericuhan di Unisba dipicu kelompol berpakaian hitam yang provokatif, gas air mata tertiup angin.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Nuryanti
Faktanya menurut Hendra, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus dan tidak ada aparat yang membawa senjata tajam.
Disebutkan, jarak petugas dengan Kampus Unisba lebih dari 200 meter.
"Tidak ada pula tembakan flash bomb yang diarahkan ke kampus, semuanya diarahkan ke jalan raya, tempat kelompok berpakaian hitam berkumpul dan melakukan pembakaran serta menghadang jalan," ujarnya.
Kronologi berbeda diungkap Presiden Mahasiswa (Presma) Unisba, Kamal Rahmatullah. Ia menuturkan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 23.30 WIB.
Saat itu, sejumlah mahasiswa tengah beristirahat di depan kampus, tiba-tiba datang segerombolan polisi dan TNI.
"Mereka tiba-tiba menyerang ke arah bawah, otomatis (mahasiswa) berlarian ke dalam."
"Akhirnya ketika semua sudah masuk ke dalam, ada yang menembakan gas air mata," ujarnya saat ditemui TribunJabar.id di Kampus Unisba, Selasa.
Dia mengatakan, polisi melakukan penembakan gas air mata dengan jarak kurang lebih 2 meter dari gerbang kampus.
Hal itu menyebabkan sejumlah mahasiswa mengalami sesak napas dan ada juga yang mengalami luka-luka.
"Polisi bergerak ke arah kampus hingga menyebabkan ada satpam yang terluka dan ada beberapa mahasiswa yang sesak napas akibat gas air mata," kata Kamal.
Baca juga: Mahasiswa Ungkap Kronologi Demo Berujung Kericuhan di Unisba
Sementara itu, Kanit Keamanan Unpas, Rosid menuturkan, saat itu, polisi hanya membubarkan kerumunan di sekitar Jalan Tamansari sambil melakukan sweeping setelah adanya aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar.
"Dia (polisi) mengetahui di sini ada kumpulan lebih banyak karena titik kumpulnya di sini, mungkin sudah ada yang melihat juga, ada info juga ke polisi, masih banyak yang kumpul di sini," ucap Rosid.
Saat itu, pihaknya langsung membuka gerbang untuk menampung peserta aksi yang berdatangan ke Jalan Tamansari karena mereka ingin menyelamatkan diri.
"Di sini saya membuka gerbang perintah pimpinan, kan kemanusiaan."
"Dibuka saja gak apa-apa, tapi yang datang bukan korban saja karena dipukul mundur dari Gasibu arahnya kan arahnya ke sini ke Dago, Sulanjana," tuturnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.