Selasa, 2 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

CSIS: Unjuk Rasa di Berbagai Daerah Karena Beban Ekonomi Masyarakat Meningkat

Unjuk rasa berawal dari kombinasi berbagai aspek kemasyarakatan, misalnya, dari sisi sosial ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dok. CSIS
AKSI DEMONSTRASI - Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri. Ia menyebut unjuk rasa berawal dari kombinasi berbagai aspek kemasyarakatan, misalnya, dari sisi sosial ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri melihat unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah karena pemerintah tidak menyelesaikan persoalan utama masyarakat, yakni beban ekonomi yang terus meningkat.

CSIS merupakan wadah pemikir (think tank) nirlaba yang berfokus pada penelitian kebijakan strategis dan analisis di bidang ekonomi, politik, dan keamanan.

Yose mengatakan, unjuk rasa berawal dari kombinasi berbagai aspek kemasyarakatan. Misalnya, dari sisi sosial ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Gelombang Demo di Berbagai Wilayah RI: 107 Titik di 32 Provinsi, Korban Jiwa Ojol dan Mahasiswa

“Kita melihat bagaimana makin besarnya beban perekonomian yang semakin terus-menerus meningkat. Sementara, kemampuan ekonomi masyarakat kita lihat juga semakin melemah,” ujar Yose di Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Kemudian, CSIS melihat kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang dijalankan pada saat ini, termasuk seperti makan bergizi gratis belum terlihat dapat menggerakkan perekonomian masyarakat secara lebih merata. Termasuk, program-program besar pemerintah.

“Padahal, berbagai program-program tersebut sudah mengalihkan sumber daya negara dari berbagai pos-pos yang lainnya,” ujar Yose.

Di sisi lain, menurut CSIS, ada gap yang semakin besar antara proses politik formal dengan aspirasi masyarakat. 

Proses politik yang ada saat ini, dinilai tidak mampu menangkap aspirasi tersebut. Sehingga, ada jarak yang semakin hari semakin melebar. 

Selain itu, ucap Yose, ada upaya dari pihak pengambil kebijakan, pengambil putusan, baik itu di pemerintah ataupun juga DPR untuk menenangkan situasi.

“Tetapi belum terlihat dari para pengambil kebijakan ini mengakui adanya permasalahan fundamental yang berasal dari kondisi sosial ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan juga kondisi politik yang ada,” terang Yose.

Kemudian, muncul narasi-narasi bahwa berbagai kondisi sekarang ini disebabkan oleh unsur-unsur asing yang tidak ingin Indonesia memasuki masa gemilangnya. Narasi itu, bagi CSIS, tidak produktif.

“Karena membuat kita teralihkan dari berbagai persoalan-persoalan mendasar yang seharusnya kita hadapi bersama-sama,” tutur Yose.

Padahal, seharusnya pemerintah berupaya mengambil kebijakan-kebijakan yang tentunya lebih tepat. 

Perlu adanya strategi untuk menemukan solusi yang sifatnya komprehensif baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang termasuk untuk menata kembali kebijakan-kebijakan ekonomi dan kesejahteraan serta memperbaiki sistem dan mekanisme politik yang ada di Indonesia.

“Ada kecenderunan bahwa situasi saat ini dilihat sebagai situasi politikal keos belaka yang memerlukan penanganan cepat dan bahkan juga mungkin bertendensi untuk menggunakan kekuatan,” kata Yose.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan