Kamis, 4 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Kericuhan di Unisba, Polisi Klaim Dipicu Kelompok Berpakaian Hitam: Gas Air Mata Tertiup Angin

Polisi klaim kericuhan di Unisba dipicu kelompol berpakaian hitam yang provokatif, gas air mata tertiup angin.

Editor: Nuryanti
Istimewa/TribunJabar.id
DEMO RICUH - Tangkapan layar diduga aksi penghadangan saat polisi patroli di Jalan Tamansari sekitar Unisba, Bandung, Jawa Barat, Senin (1/9/2025) malam menjelang dini hari. Suasana di sekitar Jalan Tamansari sempat mencekam hingga sejumlah peserta aksi menyelamatkan diri ke dalam kampus. Polisi klaim kericuhan di Unisba dipicu kelompol berpakaian hitam yang provokatif, gas air mata tertiup angin. 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi demonstrasi di Gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) berujung ricuh antara mahasiswa dan aparat kepolisian, Senin (1/9/2025).

Peristiwa itu terjadi di sekitar Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat.

Polda Jabar menjelaskan, insiden itu terjadi pada Senin menjelang dini hari di sekitar Kampus Unisba.

Saat itu, Polda Jabar tengah menggelar patroli di beberapa titik berdasarkan informasi intelijen maupun laporan dari masyarakat.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, patroli itu dilakukan oleh TNI-Polri dalam skala besar.

Saat tim patroli tiba di Jalan Tamansari, mereka menemukan tumpukan batu, kayu, dan bakar-bakaran ban.

Hendra menyebut, saat bersamaan, muncul sekelompok orang berpakaian serba hitam. Kelompok ini disebutnya sebagai pemicu kericuhan.

"Saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan."

"Dan membuat blokade di Tamansari sambil melakukan tindakan kerusuhan," katanya saat dikonfirmasi TribunJabar.id, Selasa (2/9/2025).

Kabid Humas menjelaskan, kelompok tersebut secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah Kampus Unisba, sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus.

"Namun, kami tetap tenang dan tak terpancing dengan skenario mereka. Kami lakukan penyisiran sepanjang jalan. Mereka berbaju hitam ini melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba," ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Unisba-Unpas: Yang Masuk Bukan Aparat, Kampus Tegas Tolak Anarkisme

Hendra memaparkan, kelompok itu melemparkan bom molotov ke arah tim patroli, kendaraan roda dua dan roda empat, termasuk mobil rantis Brimob.

Menyikapi hal itu, tim menembakkan gas air mata ke arah jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba.

"Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok mereka untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas."

"Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks," tandasnya.

Faktanya menurut Hendra, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus dan tidak ada aparat yang membawa senjata tajam.

Disebutkan, jarak petugas dengan Kampus Unisba lebih dari 200 meter.

"Tidak ada pula tembakan flash bomb yang diarahkan ke kampus, semuanya diarahkan ke jalan raya, tempat kelompok berpakaian hitam berkumpul dan melakukan pembakaran serta menghadang jalan," ujarnya.

Kronologi berbeda diungkap Presiden Mahasiswa (Presma) Unisba, Kamal Rahmatullah. Ia menuturkan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 23.30 WIB.

Saat itu, sejumlah mahasiswa tengah beristirahat di depan kampus, tiba-tiba datang segerombolan polisi dan TNI.

"Mereka tiba-tiba menyerang ke arah bawah, otomatis (mahasiswa) berlarian ke dalam."

"Akhirnya ketika semua sudah masuk ke dalam, ada yang menembakan gas air mata," ujarnya saat ditemui TribunJabar.id di Kampus Unisba, Selasa.

Dia mengatakan, polisi melakukan penembakan gas air mata dengan jarak kurang lebih 2 meter dari gerbang kampus.

Hal itu menyebabkan sejumlah mahasiswa mengalami sesak napas dan ada juga yang mengalami luka-luka.

"Polisi bergerak ke arah kampus hingga menyebabkan ada satpam yang terluka dan ada beberapa mahasiswa yang sesak napas akibat gas air mata," kata Kamal.

Baca juga: Mahasiswa Ungkap Kronologi Demo Berujung Kericuhan di Unisba

Sementara itu, Kanit Keamanan Unpas, Rosid menuturkan, saat itu, polisi hanya membubarkan kerumunan di sekitar Jalan Tamansari sambil melakukan sweeping setelah adanya aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar.

"Dia (polisi) mengetahui  di sini ada kumpulan lebih banyak karena titik kumpulnya di sini, mungkin sudah ada yang melihat juga, ada info juga ke polisi, masih banyak yang kumpul di sini," ucap Rosid.

Saat itu, pihaknya langsung membuka gerbang untuk menampung peserta aksi yang berdatangan ke Jalan Tamansari karena mereka ingin menyelamatkan diri.

"Di sini saya membuka gerbang perintah pimpinan, kan kemanusiaan."

"Dibuka saja gak apa-apa, tapi yang datang bukan korban saja karena dipukul mundur dari Gasibu arahnya kan arahnya ke sini ke Dago, Sulanjana," tuturnya.

Sejumlah daerah di Indonesia marak menggelar aksi demonstrasi sejak Jumat (29/8/2025).

Massa awalnya turun ke jalan di DKI Jakarta sebagai protes tunjangan DPR RI yang mencapai ratusan juta rupiah.

Namun, amarah publik memuncak setelah insiden meninggalnya driver ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21) yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).

Kejadian itu memantik gelombang demonstrasi di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kota Bandung, Jawa Barat.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Bentrok Kelompok Baju Hitam di Unisba Tamansari Bandung versi Polisi

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Muhamad Nandri Prilatama)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan