Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Aksi Protes Nyeleneh: dari Bangkai Tikus hingga Kotoran Sapi Dilempar ke DPR
Berikut adalah tiga aksi demonstrasi nyeleneh dan unik yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Penulis:
Falza Fuadina
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Setelah pelemparan bangkai tikus, kata Mu’tasim, massa mulai ricuh.
Massa kemudian melempari sejumlah benda, termasuk batu dan bom molotov.
Untuk membubarkan aksi tersebut, petugas menembakkan water cannon, kemudian menembakkan gas air mata.
Water cannon adalah kendaraan taktis atau alat meriam air yang digunakan untuk menyemprotkan air bertekanan tinggi atau rendah guna membubarkan kerumunan massa oleh aparat berwenang seperti polisi dan pemadam kebakaran.
Massa bawa kardus berisi tikus
Aksi serupa juga terjadi di Sumatera Utara (Sumut).
Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sumatera Utara berdemonstrasi ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara di Medan pada Selasa (26/8/2025) sore.
Peserta aksi membawa bendera dan spanduk berisi tuntutan, terutama terkait gaji dan tunjangan anggota DPR RI.
"Sementara rakyat banyak yang lapar, masih memikirkan uang sekolah anak-anaknya. Banyak mahasiswa yang belum bisa membayar uang kuliah tunggal," tutur pimpinan aksi, Aria.
"Tapi hari ini, anggota DPR mempermewah diri sendiri. Apakah mereka layak disebut DPR? Maka kita yang turun ke jalan hari ini harus menyuarakan suara rakyat," lanjutnya.
Selain itu, massa turut membawa kardus berisi tikus yang ditempeli stiker berbagai partai politik di Indonesia dengan tulisan “Tikus Kantor”.
Situasi memanas ketika massa membakar ban dan terlibat saling dorong dengan aparat.
Massa lempari kotoran sapi
Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kota Semarang 'Semarang Menggugat' melakukan pelemparan kotoran sapi saat unjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Selasa (18/2/2025) lalu.
Aksi tersebut merupakan respons terhadap Instruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran, yang dinilai menyulitkan masyarakat.
Tak hanya melempar kotoran sapi, massa juga membakar sejumlah poster dan kardus bekas minuman yang dibawa oleh Kapolrestabes Semarang, Kombes Muhammad Syahduddi.
Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip), Aufa Atha Ariq, pelemparan kotoran sapi serta membakar poster merupakan tindakan simbolik.
"Ini sebagai simbolis bahwa tahi dan ampas bakaran pamflet dan banner MMT ini merupakan kebijakan pemerintah," kata Ketua BEM Undip, Aufa Atha Ariq.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.