Selasa, 9 September 2025

Mushola Ambruk di Bogor

Kesaksian Jemaah saat Mushola Ambruk di Bogor: Baru Mulai Pengajian Tiba-tiba Terdengar Retakan

Bangunan majelis taklim di Bogor ambruk saat Maulid Nabi. Tiga tewas, puluhan luka. Diduga tak kuat tampung jemaah di lantai dua.

|
Editor: Glery Lazuardi
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
BANGUNAN AMBRUK - Sebuah bangunan Majelis Taklim di Kampung Ciapus, Desa Sukamakmur, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ambruk pada Minggu(7/9/2025) sekitar pukul 09.30 WIB. Puluhan orang yang sedang menggelar pengajian memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tertimpa bangunan ambruk tersebut. Mereka dibawa ke RSUD Kota Bogor, Jawa Barat. Situasi mendadak penuh sesak di RSUD Kota Bogor 

Suasana berubah seketika. Bangunan bergetar, lalu ambruk dalam hitungan detik. 

Jemaah yang berada di lantai dua langsung terjatuh bersama puing-puing bangunan. 

Jeritan dan kepanikan memenuhi ruangan. Beberapa korban mengalami luka berat, sementara lainnya berusaha menyelamatkan diri di tengah kekacauan.

Sementara itu, Ny Nyai (48), mengatakan peristiwa berlangsung sangat cepat.

"Kejadiannya cepat, tiba-tiba bangunan ngegeter, terus kita semua ambruk ke bawah," ucap Nyai sambil menahan sakit ditemui di IGD RSUD Kota Bogor.

Dia menderita luka yang cukup parah. 

Kaki kanannya patah akibat tertimpa bangunan.

Dia mengungkapkan bangunan Majelis Taklim itu belum lama dibangun.

"Paling baru sebulan dibangunnya. Hari ini acara maulid nabi buat ibu-ibu," ujar Nyai 

Dalam kasus Majelis Taklim Ashobiyyah di Bogor, bangunan baru yang belum genap sebulan langsung dipadati ratusan jemaah di lantai dua.

Dugaan awal menyebut struktur tidak kuat menahan beban, dan tiang coran hancur di atas tanah berair, menyebabkan ambruknya bangunan.

Hal itu diungkap Dandim 0621, Letkol Inf. Henggar Tri Wahono, menduga lantai dua gedung tidak mampu menahan beban jemaah yang membludak. “Ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiya akibat tidak mampu menahan jemaah pada acara maulidan,” ujarnya.

Sebelum dipergunakan, bangunan harus diuji untuk menahan beban hidup (manusia, perabot) dan beban mati (struktur itu sendiri). Tanpa uji beban, lantai atau tiang bisa gagal menopang tekanan saat jumlah orang membludak.

Beberapa tiang kayu dan kabel terlihat berserakan di antara reruntuhan, memperkuat dugaan bahwa konstruksi bangunan mungkin belum sepenuhnya permanen atau tidak dibangun dengan standar struktural yang memadai.

Beton, coran, dan perekat struktural butuh waktu untuk mengeras sempurna. Jika langsung digunakan, terutama di lantai atas, daya tahan bisa belum maksimal dan berisiko retak atau runtuh.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan