Rabu, 17 September 2025

Wakil Bupati Jayawijaya Ronny Elopere Nyaris Terkena Sabetan Parang, Begini Kronologinya

Beruntung ajudannya sigap menghalau serangan tersebut dan tak lama kemudian lemparan batu menghujani gedung

|
Editor: Eko Sutriyanto
Tribun-Papua.com/Noel Wenda
NYARIS DISABET SAJAM - Wakil Bupati Jayawijaya, Ronny Elopere, saat menyampaikan sambutan di salah satu kegiatan di Wamena belum lama ini. Ronny nyaris menjadi korban amukan massa yang tiba-tiba bertindak anarkis saat demonstrasi ratusan kepala kampung di halaman Kantor Bupati Jayawijaya, Senin (8/9/2025). (Tribun-Papua.com/Noel Wenda) 

TRIBUNNEWS.COM, WAMENA - Wakil Bupati Jayawijaya Ronny Elopere nyaris menjadi korban amukan massa yang tiba-tiba bertindak anarkis saat demonstrasi ratusan kepala kampung di halaman Kantor Bupati Jayawijaya, Senin (8/9/2025). 

Ronny mengatakan, awalnya ia siap menerima aspirasi para kepala kampung.

Ia bahkan sudah mengingatkan aparat agar memeriksa massa yang masuk ke area kantor.

“Kami pemerintah siap menerima aspirasi. Saya sudah minta kepada polisi, kalau ada massa masuk harus diperiksa baik-baik, jangan sampai ada yang bawa senjata tajam,” ujarnya di ruang kerjanya, Rabu (10/9/2025).

Namun, yang masuk ke halaman kantor bukan hanya para kepala kampung.

Sejumlah orang membawa senjata tajam seperti pisau, parang, hingga samurai, serta batu besar.

“Sejak awal saya sudah curiga, karena mereka tidak mau duduk. Semua berdiri, teriak-teriak. Saya rasa ada pihak ketiga yang menyusup,” kata Ronny.

Baca juga: Aksi Kriminal Merebak di Wamena dalam Sepekan, Dari Penjambretan hingga Pencurian di Gereja

Ia sempat berulang kali mencoba menenangkan massa, bahkan dengan menggunakan bahasa daerah.

Namun, teriakannya kalah dengan riuhnya massa.

Ketegangan memuncak saat seorang pemuda mengayunkan parang ke arahnya.

Beruntung ajudannya sigap menghalau serangan tersebut.

Tak lama kemudian, lemparan batu menghujani gedung.

Ronny pun menyelamatkan diri lewat pintu darurat.

“Mereka kejar saya sampai lantai dua. Puji Tuhan, saya masih selamat,” tuturnya dengan suara bergetar.

Kericuhan meninggalkan jejak kerusakan. Mobil dinas rusak, pintu utama kantor hancur.

“Dalam budaya Wamena, kalau sudah seperti itu artinya wibawa pemerintah dihancurkan. Itu sama saja dengan kami mau dibunuh,” tegasnya.

Upaya Mencegah Konflik Balasan

Malam harinya, ribuan kerabat Ronny berkumpul menanyakan kondisi sekaligus mendesak aksi balasan atas ancaman serius terhadapnya.

Namun, Ronny memilih meredam.

“Pemerintah di bawah kepemimpinan Bupati Athenius Murib dan saya tidak boleh sampai ada perang antar masyarakat. Aspirasi tetap bisa disampaikan, tapi jangan dengan cara kekerasan,” ujarnya.

Aksi yang digelar Asosiasi Kepala Desa/Kampung Jayawijaya itu dipicu penolakan terhadap wacana pergantian kepala kampung yang dinilai tidak transparan. 

Dari 328 kepala desa di 40 distrik, tak semuanya ikut, namun massa simpatisan dan keluarga turut memadati halaman Kantor Bupati.

Aksi yang awalnya damai berubah ricuh setelah terjadi salah paham saat upaya penenangan.

Polisi terpaksa melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata untuk membubarkan massa. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Baca juga: Aksi Saling Panah di Atas Jembatan Gantung di Wamena Papua Dipicu Hilangnya Seorang Warga

Klarifikasi soal Video Viral

Pascakericuhan, beredar video ajudan Bupati mengeluarkan pistol di tengah massa. 

Video tersebut viral dan memicu beragam spekulasi.

Menanggapi hal itu, Ronny menegaskan aksi ajudan tersebut murni upaya melindungi dirinya.

“Intinya ajudan itu keluarkan senjata karena melindungi saya. Saat itu saya dikejar hingga masuk kantor, bahkan hampir nyawa saya terancam. Jadi jangan dipelintir seolah-olah mereka mau menembak,” jelasnya.

Ronny menegaskan, ajudan Bupati maupun ajudannya memang memiliki senjata sesuai tugas melekat menjaga keselamatan pejabat negara.

Namun, penggunaannya sebatas sikap tegas agar massa tidak semakin anarkis.

“Sekalipun Bupati tidak ada di tempat, ajudannya juga ikut melindungi saya. Jadi jangan bikin narasi miring. Mereka semua hanya melindungi saya, bukan untuk melakukan penembakan,” tegasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat berhenti menyebarkan potongan video dengan narasi menyesatkan.

“Kalau ada yang terus sebarkan dengan narasi salah, ini bisa diproses hukum. Faktanya jelas, ajudan marah karena saya hampir dibunuh. Jadi mereka wajar bersikap,” kata Ronny. (Tribun Papua/Noel Iman Untung Wenda)

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Parang, Batu, dan Teriakan Ancaman: Detik-detik Mencekam Wakil Bupati Jayawijaya Dikepung Massa   dan VIRAL Ajudan Bupati Jayawijaya Keluarkan Senjata Api Saat Kepala Kampung Demo, Begini Kata Elopere

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan