Program Makan Bergizi Gratis
3 Fakta SD Swasta di Solo Tolak MBG: Punya Kantin Mandiri sejak 2015, Wali Murid Pilih Bayar
SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo menolak program MBG karena telah memiliki kantin sehat mandiri yang diawasi ketat dan dipercaya wali murid sejak 2015.
TRIBUNNEWS.COM - SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Jawa Tengah mendapat penawaran sebagai salah satu sekolah yang mendapat bantuan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Namun, tawaran tersebut ditolak pihak sekolah karena mereka memiliki Dapur Sehat Ramah Anak (DSRA) yang sudah ada sejak 2015.
Siswa yang ikut dalam program makan siang di sekolah dikenakan tarif Rp10.000 per hari.
Sekolah yang beralamat di jalan Kartini nomor 1, Ketelan, Banjarsari memiliki akreditasi A (unggul).
Pihak sekolah menjelaskan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Banjarsari telah meminta jumlah siswa.
Tapi pihak sekolah memikirkan nasib program Dapur Sehat Ramah Anak (DSRA) sehingga perlu berkonsultasi dengan wali murid.
Sejumlah wali murid mengaku rela membayar Rp10 ribu per hari karena khawatir anaknya mengalami keracunan MBG seperti yang terjadi di sejumlah daerah.
MBG adalah program nasional yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia sejak Januari 2025 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak dan kelompok rentan.
Berikut tiga fakta SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo menolak program MBG:
-
Kata Kepala Sekolah
Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Sri Sayekti, menerangkan kantin yang memasak makan siang untuk siswa telah berjalan 10 tahun.
Baca juga: Komisi IX DPR akan Panggil BGN hingga Kemenkes Imbas Maraknya Kasus Keracunan MBG
Selama ini tak pernah ada masalah keracunan makanan karena proses masaknya selalu diawasi.
“Kalau kantinnya baik, bisa support kesehatan anak-anak."
"Anak-anak bisa belajar dengan baik, yang pada akhirnya prestasi baik akademik maupun non akademiknya."
"Jadi, kantin bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran,” paparnya, Senin (29/9/2025)
Ia menambahkan kantin sekolahnya mendapat predikat Kantin Sehat tingkat nasional dari Kemenkes selama 2 periode berturut-turut.
"Karena kantin ini tidak untuk bisnis.Kantin ini untuk membangun karakter."
"Bahkan pendidikan anti korupsi dibangun di sana,” lanjutnya.
Sri Sayekti mengaku tidak menolak MBG tapi meminta dana dari pemerintah dikelola secara mandiri oleh sekolah.
“Karena kami punya dapur, saya minta izin untuk bisa berupaya terlebih dahulu mengelola sendiri, selain berkoordinasi dengan orangtua siswa," ungkapnya.
Baca juga: Ini Ciri-ciri Sosok Misterius yang Diduga Lakukan Sabotase 189 Menu MBG di Boyolali Jateng
2. Wali Murid juga Menolak
Sejumlah wali murid mengaku puas dengan program kantin di sekolah karena kualitas makanan sudah teruji.
Salah satu wali murid, Devi, menyatakan program MBG yang dilakukan pemerintah membuat para orang tua takut anaknya mengalami keracunan.
"Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala, makanan juga higienis dan sehat."
"Dari program MBG kami sepakat menolak," tegasnya, dikutip dari TribunSolo.com.
Meski harus dikenakan tarif Rp10.000 per hari, ia mendukung program kantin sekolah yang sudah 10 tahun berjalan.
“Banyaknya berita yang menyangkut keracunan seusai menyantap MBG, kami khawatir."
"Apalagi ini manusia, anak kami sendiri, takut tidak higienis," sambungnya.
Baca juga: Sosok Misterius Muncul di Boyolali Diduga Ingin Sabotase MBG, 189 Makanan Batal Dibagikan ke Siswa
3. Kata DPRD Solo
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menyatakan MBG bukan program wajib sehingga sekolah bebas menentukan sikapnya.
Sugeng menambahkan sekolah yang menolak memiliki berbagai pertimbangan salah satunya telah mapan secara finansial.
“Kalau sekolah menganggap tidak perlu, justru bisa diberikan kepada sekolah lain dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Prinsipnya tidak ada masalah, karena Pemkot juga tidak mewajibkan,” terangnya.
Namun, sekolah yang mayoritas wali muridnya dari kalangan menengah ke bawah diharuskan mengikuti program ini.
“Itu kurang bijak. Karena kesempatan ini seharusnya bisa membantu mereka yang kesulitan,” pungkasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Tolak MBG, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Sarankan Program Dialihkan ke Sekolah yang Lebih Butuh
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Andreas Chris)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.