Senin, 6 Oktober 2025

Sosok Argo Prasetyo, WNI Asal Langkat Tewas di Kamboja Usai Bekerja di Kantor Scam

Argo Prasetyo, WNI asal Langkat, tewas dianiaya di Kamboja setelah bekerja di kantor scam. Keluarga minta jenazah dipulangkan.

Editor: Glery Lazuardi
zoom-inlihat foto Sosok Argo Prasetyo, WNI Asal Langkat Tewas di Kamboja Usai Bekerja di Kantor Scam
int
MAYAT - Ega Prasetya menunjukkan foto almarhum Argo Prasetyo di rumah duka, Langkat, Sumatera Utara. Argo tewas dianiaya di Kamboja setelah bekerja di kantor scam secara ilegal.

TRIBUNNEWS.COM - Tewasnya Argo Prasetyo, seorang warga Langkat, Sumatera Utara sedang menjadi bahan pembicaraan.

Argo Prasetyo meninggal dunia setelah menjadi korban penganiayaan di Negara Kamboja

Argo Prasetyo berangkat ke Kamboja pada April 2024, tanpa pamit kepada keluarga.  Awalnya bekerja di restoran, lalu pindah ke tempat kerja baru yang tidak disebutkan secara jelas. Belakangan diketahui bekerja di kantor scam (penipuan daring) di Kamboja.

Pergi ke Kamboja secara ilegal sangat berbahaya karena membuka peluang besar untuk menjadi korban eksploitasi, penipuan, bahkan kekerasan.

Pekerja ilegal tidak tercatat secara resmi, sehingga tidak mendapat perlindungan dari pemerintah Indonesia maupun Kamboja jika terjadi masalah.

Banyak kasus pekerja ilegal yang dijebak bekerja di kantor scam, dipaksa melakukan penipuan daring, dan disiksa jika menolak.

Tanpa dokumen resmi, KBRI kesulitan melacak dan membantu korban. Proses pemulangan jenazah pun bisa terhambat.

Sejumlah korban melaporkan mengalami penganiayaan fisik dan mental, seperti yang dialami oleh Argo Prasetyo, yang akhirnya meninggal dunia.

Hingga kini, jasad Argo Prasetyo masih berada di salah satu negara di Kawasan ASEAN itu dan masih belum dapat dipulangkan ke Tanah Air.

Kepada TribunMedan.com, pihak keluarga menceritakan kronologi Argo Prasetyo berangkat ke Kamboja hingga akhirnya meninggal dunia secara tragos.

Adik kandung Argo, Ega Prasetya, saat diwawancarai wartawan di rumah duka yang berlokasi di Jalan Tanjung Pura, Gang Famili, Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sabtu (4/10/2025).

Ega menceritakan, kepergian abangnya ke Kamboja terjadi pada April 2024 tanpa pamit kepada keluarga.

"Awal pergi pada Bulan April 2024 lalu, dia tidak pamit ke keluarga. Tiba-tiba kami dapat kabar dari almarhum kalau dia sudah di Kamboja," ujar Ega.

Setibanya di sana, Argo mengaku bekerja di restoran dan sempat sering berkomunikasi dengan keluarga. Namun, intensitas komunikasi mulai berkurang pada tahun 2025.

Kronologi Dugaan Penganiayaan

Komunikasi terakhir Argo dengan keluarga terjadi pada 15 September 2025, saat ia meminta dikirimkan uang Rp 500 ribu untuk biaya makan, karena gaji atau uang makannya belum keluar.

"Sempat video call, cuma dia bilang sudah pindah tempat kerja, tidak di resto lagi karena resto sudah tutup," sambungnya. Argo tidak pernah memberi tahu nama perusahaan tempat kerjanya yang baru. Belakangan, keluarga baru mengetahui bahwa Argo bekerja di kantor scam Kamboja.

Pada 17 September 2025, Ega mencoba menghubungi Argo untuk menagih pinjaman uang tersebut, tetapi tidak mendapat respons.

Argo baru membalas pada 20 September 2025 dengan alasan belum menukar uang.

Setelah itu, komunikasi terputus total.

Selama di Kamboja, Argo, yang dikenal sebagai sosok tertutup dan memiliki riwayat kelainan jantung, tidak pernah bercerita mengenai keluh kesahnya, selain masalah uang makan.

Pada 29 September 2025, Ega dihubungi seseorang melalui WhatsApp yang mengirimkan foto Argo dengan kondisi wajah penuh lebam.

"Kami dikirim foto abang saya dengan keadaan sudah lebam-lebam di bagian wajah. Langsung kami cari tahu, dan dikirimnya satu akun Facebook warga Vietnam yang menolong abang saya di Kamboja," cerita Ega.

Melalui bantuan penerjemah, keluarga akhirnya berkomunikasi dengan warga Vietnam tersebut via Telegram dan terkejut mengetahui bahwa Argo sudah empat hari dirawat di rumah sakit.

"Artinya kami baru tahu keadaan abang kami di hari kelima dengan kondisi yang mengenaskan itu," ucap Ega.

Menurut pengakuan warga Vietnam, Argo mengalami hilang ingatan.

"Di lehernya ada bekas pukulan, yang membuat dia susah berbicara dan sulit untuk makan," ujar Ega.

Perjuangan Memulangkan Jenazah

Saat ini, jenazah Argo, yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara, telah dibawa ke tempat pengawetan jenazah di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Keluarga telah menghubungi KBRI, BP3MI, dan BP2MI untuk membuat laporan dan memproses pemulangan jenazah.

Namun, karena kepergian Argo berstatus ilegal, keluarga mengaku hanya diminta menunggu.

"Harapan kami sekeluarga, agar jenazah almarhum abang kami kembali ke tanah air. Kendalanya, kami juga belum tahu, karena dari pihak KBRI belum ada kabar apa pun termasuk biaya," ucap Ega.

Peristiwa ini juga sudah dilaporkan ke dinas tenaga kerja setempat, serta diketahui oleh pihak kelurahan dan kecamatan.

Sementara itu, Hermansyah, tetangga almarhum, mengaku kaget mendengar kabar duka ini.

"Argo anaknya baik. Kami bermohon kepada pihak yang berwenang untuk memfasilitasi kepulangan Argo," ucap Hermansyah.

"Kami juga memohon kepada Pemerintah Kabupaten Langkat, Bapak Ondim (Bupati Langkat), dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Bapak Bobby Nasution, untuk membantu atau memfasilitasi saudara kami ini," tutupnya.

Pemerintah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, tengah berupaya mengembalikan jenazah Argo Prasetyo (25) yang meninggal dunia di Kamboja akibat dianiaya.

"Sebagai pemerintah yang warganya membutuhkan perlindungan, kita harus siap, walaupun menurut data yang ada pada kita, Argo Prasetyo memang berangkat secara nonprosedural," ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Langkat, Rajanami, saat diwawancarai di rumah duka di Jalan Tanjung Pura, Gang Famili, Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sabtu (4/10/2025).

Rajanami melanjutkan, kepergian Argo ke Kamboja memang tidak melalui prosedur sebagaimana mestinya pekerja migran yang berangkat kerja ke luar negeri.

"Tapi kita tetap berupaya agar jenazah bisa kita kembalikan ke tanah air. Tadi saya juga sudah berkomunikasi dengan Kepala BP2MI di Kota Medan, bagaimana upayanya agar jenazah bisa kita kembalikan ke Langkat," kata Rajanami.

"Kita sudah mengunjungi keluarga almarhum, dan keluarga kita minta buat laporan secara resmi. Dan akan kita buat surat ke KBRI di Phnom Penh, Kamboja. Mengenai bagaimana prosesnya, kita tunggu sama-sama," sambungnya.

Menurut Rajanami, jika sudah berada di luar negeri, peristiwa ini sudah menjadi domain kedutaan besar.

Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Langkat, sesuai perintah Bupati Langkat, Syah Afandin, jenazah Argo akan tetap diupayakan dibawa pulang ke tanah air.

"Pemulangan jenazah ini memang memerlukan biaya, dan ini kendala kita sebenarnya. Terus terang, kami di Pemerintah Kabupaten Langkat tidak memiliki anggaran untuk pemulangan ini," kata Rajanami.

"Jadi nanti kita koordinasi dengan BP2MI, dan melalui BP2MI nanti kita akan berkoordinasi dengan KBRI mengenai cara penanggulangan biaya pemulangan jenazah. Kita berharap bahwa Kementerian Luar Negeri melalui KBRI nanti bisa dahulu menalangi biaya tersebut. Setelah itu, baru kita sama-sama memikirkannya," tambahnya.

Kadisnaker Langkat ini pun berharap agar warga Kabupaten Langkat yang ingin bekerja di luar negeri mengikuti ketentuan yang ada.

Termasuk memastikan perusahaan penerima kerja harus jelas di mana dan negara mana, serta mengikuti prosedur yang berlaku.

"Prosedurnya, silakan datang ke Kantor Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Langkat, di situ sudah diatur bagaimana prosedurnya, dan yang pasti sudah ada perusahaan yang bertanggung jawab di luar. Kalau ada hal-hal seperti yang dialami Argo, kita tinggal meminta pertanggungjawaban dari perusahaan," kata Rajanami.

Sosok Argo Prasetyo

Argo Prasetyo adalah warga Langkat, Sumatera Utara, yang meninggal dunia secara tragis di Kamboja akibat dugaan penganiayaan saat bekerja di kantor scam.

Argo dikenal sebagai sosok tertutup dan anak sulung dari empat bersaudara.

Nama: Argo Prasetyo

Usia: 25 tahun

Asal: Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

Keberangkatan ke Kamboja: April 2024, tanpa pamit kepada keluarga

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved