Rabu, 8 Oktober 2025

Dari Desa Berkembang ke Mandiri: Transformasi Patawang Lewat “Hijau Manise”

Desa Patawang di Sumba Timur kini menyandang status Desa Mandiri. Sebuah loncatan besar dari posisinya sebagai Desa Berkembang hanya tiga tahun lalu

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Program Hijau Manise” dari PT Muria Sumba Manis (MSM) berhasil mengubah status Desa Patawang di Sumba Timur kini menjadi Desa Mandiri. Atas kontribusi tersebut, MSM diganjar Gold Award dalam ajang CSR & Pengembangan Desa Berkelanjutan Awards 2025 yang digelar oleh Kemendes PDTT bersama Indonesia Social Sustainability Forum (ISSF). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Desa Patawang di Sumba Timur kini menyandang status Desa Mandiri. 

Sebuah loncatan besar dari posisinya sebagai Desa Berkembang hanya tiga tahun lalu. 

Di balik perubahan ini, ada satu program yang jadi pemantik: “Hijau Manise” dari PT Muria Sumba Manis (MSM).

Program ini tak hanya mengubah lanskap desa secara fisik, tapi juga menggerakkan masyarakat untuk berdaya secara ekonomi, sosial, dan budaya. 

Atas kontribusi tersebut, MSM diganjar Gold Award dalam ajang CSR & Pengembangan Desa Berkelanjutan Awards 2025 yang digelar oleh Kemendes PDTT bersama Indonesia Social Sustainability Forum (ISSF).

Penghargaan Bukan Tujuan, Tapi Bukti

Penghargaan diserahkan langsung kepada Komisaris MSM, Raphael R. Susanto, dalam acara di Hotel Bidakara, Jakarta. 

Dalam sambutannya, Menteri Desa Yandri Susanto menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menghapus “air mata kemiskinan di desa”. 

Sementara Menko Pangan Zulkifli Hasan menggarisbawahi perlunya perubahan mindset dan sinergi semua pihak.

Raphael menyebut penghargaan ini sebagai hasil kerja kolektif antara tim MSM dan warga desa. 

“Keberlanjutan hanya mungkin tercapai jika masyarakat ikut serta dan merasakan manfaatnya secara langsung,” ujarnya.

Baca juga: Bupati Bogor Ajak Sinergi Wujudkan Program Satu Desa Satu Sarjana untuk Pemerataan Pendidikan

Dari Tanam Pohon ke Agrowisata

“Hijau Manise” bukan sekadar program penghijauan. 

Penanaman pohon menjadi pintu masuk untuk membangun ekosistem desa yang lebih tangguh. 

Di Desa Lambakara, UMKM Kube Maukawini diberdayakan. 

Di sekolah-sekolah, edukasi lingkungan digalakkan. Polisi dan TNI pun dilibatkan sebagai mitra strategis.

Puncaknya adalah pengembangan Agrowisata Patawang—ruang konservasi yang juga menjadi destinasi edukasi dan wisata berbasis pertanian. 

Warga tak hanya menikmati lingkungan yang lebih hijau, tapi juga memperoleh pendapatan tambahan dari sektor wisata dan usaha mikro.

Penilaian Ketat, Dampak Nyata

Kategori Gold yang diraih MSM bukan hasil seleksi ringan. 

Program Hijau Manise dinilai melalui dokumen, penjurian langsung, dan verifikasi lapangan oleh tim juri dari Kemendes dan para pakar CSR. 

Aspek keberlanjutan, inovasi, dampak sosial, dan keterlibatan masyarakat menjadi indikator utama.

Ketua ISSF, Sudarmanto, menyebut transformasi Desa Patawang sebagai bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat bisa mendorong perubahan nyata. 

Saat ini, Patawang menjadi satu-satunya desa dengan Indeks Desa Mandiri di Kabupaten Sumba Timur.

Langkah Lanjut: Replikasi dan Perluasan

MSM menyatakan komitmennya untuk memperluas cakupan program Hijau Manise ke desa-desa lain. 

Dengan empat pilar CSR—pendidikan dan kebudayaan, sosial ekonomi, kesehatan, dan lingkungan—perusahaan berharap bisa menciptakan harmoni antara masyarakat, alam, dan dunia usaha.

“Hijau Manise bukan proyek jangka pendek. Ini gerakan kolektif menuju desa yang lebih hijau dan masyarakat yang lebih sejahtera,” tutup Raphael.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved