Mushola Ambruk di Sidoarjo
Cerita Abdul Aziz, Tim Damkar di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Bertaruh Nyawa demi Tolong Korban
Berikut cerita Abdul Aziz, tim penyelamat korban tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Abdul Aziz menangis karena merasa gagal menolong korban.
Beruntung, Yusuf hanya tertidur saat proses evakuasi berlangsung.
"Saya kira sudah meninggal. Ternyata tidur sambil membawa Alquran dan kopiah."
"Akhirnya saya tarik kepalanya itu, saya goyang-goyang. Yusuf, Yusuf. Akhirnya dia kaget. Iya, Pak. Sabar ya. Bentar lagi kamu keluar. Tenang ya," kata Abdul Aziz mengulang percakapannya dengan Yusuf.
Singkat cerita, Yusuf berhasil diselamatkan setelah tim berjuang berjam-jam.
Sedangkan korban Haikal baru bisa di selamat pada Rabu (1/10/2025) siang.
Baca juga: Komisi VIII DPR: Kalau Pesantren Al Khoziny Salah, Pemerintah Juga Salah Tidak Mengawasi

"Alhamdulillah si Yusuf ini bisa keluar. Untuk Haikal yang mengeluarkan itu adalah tim BSG Basarnas Special Group di hari Rabu kurang lebih jam 14.00 karena sangat begitu sulit untuk mengeluarkan si Haikal," urainya.
Abdul Aziz dalam kesempatannya turut menanggapi komentar-komentar keluarga korban dan warganet yang menilai proses evakuasi berjalan lambat.
Ia bisa memaklumi karena mereka ikut was-was menanti kepastian dari para korban.
Abdul Aziz memastikan semua tim yang ada di lokasi bekerja dengan keras bahkan sampai lupa makan.
"Saya enggak pulang-pulang sampai hari Selasa malam. Selasa malam baru pulang demi untuk menyelamatin korban ini. Istri saya di rumah ya nangis ya (khawatir)."
"Kenapa menyelamatkan korban ini sangat lama? Karena prosesnya dan obstacle-nya ini sangat sulit masuk ke lubang-lubang gedung yang hancur ini sangat sulit sekali."
"Jadi ya mohon maaf jika masyarakat menganggap kami ini lambat dalam penanganan. Tapi kita sudah semaksimal mungkin tenaga dan pikiran kita keluarin," tandasnya.
(Tribunnews.com/Endra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.