Senin, 13 Oktober 2025

Profil dan Sosok

Sosok Moh Alfin, Cucu Menteri PPPA Sekaligus Keturunan Kiai Jadi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny

Berikut sosok Moh Alfin Mutawaqqil Alallah, korban tragedi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny. Ternyata keturunan kiai.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Nuryanti
Kolase: TribunJatim.com/Istimewa dan Facebook/Istimewa
KORBAN PONPES AL KHOZINY - (Kiri) jenazah santri Moh Alfin Mutawakkilalallah (17), beralamatkan Desa Lomaer, Kecamatan Blega tiba di rumah duka pada Jumat (10/10/2025) malam dan (Kanan) Foto Moh Alfin semasa hidup. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sosok Moh Alfin Mutawaqqil Alallah, korban tragedi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Bangunan musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada 29 September 2025 lalu.

Akibat kejadian ini, 104 korban selamat dan 67 santri meninggal dunia.

Sudah ada 51 jenazah berhasil diidentifikasi serta sisanya 13 orang belum.

Salah satu korban yang berhasil diketahui identitasnya adalah Moh Alfin.

Baca juga: Jenazah Sujud Lindungi Haikal dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ini Kesaksian Relawan

Siapa sosoknya?

Moh Alfin merupakan santri Ponpes Al Khoziny kelahiran 2008.

Ia tutup usia di umur 17 tahun.

Moh Alfin berasal dari Kabupaten Bangkalan, Madura.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Moh Zainul Qomar menyebut, korban masih berkerabat dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi.

Ayah Moh Alfin merupakan keponakan dari Menteri PPPA.

“Untuk korban atas nama Moh Alfin Mutawakkilalallah, ayahnya merupakan keponakan dari Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang berasal dari Kampung Timur Lorong, Burneh."

"Jadi korban adalah cucu dari ibu menteri, namun dikebumikan di Desa Lomaer, Kecamatan Blega," katanya, dikutip dari TribunJatim.com, Minggu (12/10/2025).

Baca juga: Soal Rencana Pembangunan Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, Menkeu Purbaya Akui Belum Dapat Proposalnya

Qomar menambahkan, ayah korban menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan.

Sementara ibunya, merupakan putri seorang kiai di Kecamatan Blega, Bangkalan.

"Korban juga merupakan cucu dari Kiai Hakam di Blega," ujar Qomar, dikutip dari Kompas.com.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved