Selasa, 28 Oktober 2025

Pria Ditemukan Tewas di Antara Tumpukan Sampah Dalam Rumah di Pati, Disebut 8 Tahun Mengurung Diri

Pria asal Bandung Jawa Barat ditemukan meninggal rumahnya di Desa Sukoharjo Kabupaten Pati. Ia meninggal di antara tumpukan sampah

Editor: Adi Suhendi
Tribunbanyumas.com/ Mazka
RUMAH PENUH SAMPAH. Petugas dan warga melihat kondisi di dalam rumah YL (50) di Dukuh Cacah, Desa Sukoharjo, Pati, yang dipenuhi sampah, Sabtu (25/10/2025). YL ditemukan tewas di dalam rumahnya setelah warga curiga dengan bau busuk yang muncul selama empat hari terakhir. 
Ringkasan Berita:
  • Jasad korban ditemukan di antara tumpukan sampah di dalam rumahnya
  • Korban delapan tahun tak keluar rumah setelah berhenti bekerja
  • Warga sebut tak pernah lihat ada saudaranya yang berkunjung

TRIBUNNEWS.COM, PATI - Pria asal Bandung Jawa Barat ditemukan meninggal rumahnya di Desa Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Sabtu (25/10/2025).

Hal yang memprihatinkan, jasadnya tergeletak di antara tumpukan sampah yang berserakan dalam rumah.

Hal tersebut membuat petugas kesulitan saat hendak mengevakuasi jenazah.

Saat petugas dari kepolisian, BPBD, dan tim medis tiba di lokasi, mereka mendapati kondisi rumah yang penuh tumpukan sampah dan barang bekas.

Lantai rumah dipenuhi sampah plastik, kardus, dan limbah rumah tangga yang diduga sudah menumpuk cukup lama.

Baca juga: Penemuan Mayat Istri Polisi di Merangin Jambi Bikin Geger Warga

Kapolsek Margorejo, AKP Dwi Kristiawan, membenarkan penemuan mayat tersebut.

Pihaknya menerima laporan dari warga sekitar pukul 14.00 WIB.

Tim Inafis Polresta Pati yang diterjunkan ke lokasi langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Kami temukan satu mayat laki-laki, asalnya dari Bandung, sudah lama tinggal di perumahan sini. Korban tinggal seorang diri,” kata AKP Dwi Kristiawan dikutip dari Tribunbanyumas.com.

Baca juga: Polisi Dalami Penemuan Mayat Pria Kubu Raya dengan Kondisi Luka Tembak di Kepala

Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Diduga kuat, ia telah meninggal dunia sejak empat hari lalu.

Kini, di tengah tumpukan sampah yang menjadi saksi bisu kehidupannya, polisi berupaya menelusuri jejak keluarga YL di Bandung.

Polisi berharap bisa memberikan kabar duka sekaligus mengungkap tabir misteri di balik pria yang memilih hidup dan mati dalam kesendirian itu.

Kronologi Penemuan Korban

Prihanto, warga sekitar mengungkap awal mula penemuan jenazah korban.

Prihanto bersama warga sekitar awalnya mencium bau busuk menyengat di sekitar lokasi kejadian sejak empat hari ke belakang.

Setelah mendatangi rumah korban, warga pun tak mendapat respons dari dalam rumah.

Hingga akhirnya Prihanto dan warga lainnya memutuskan untuk mendobrak pintu rumah korban.

Begitu pintu rumah korban terbuka, seketika warga pun kaget.

Mereka melihat di dalam rumah bukan hanya menemukan sumber bau, tetapi juga melihat tumpukan sampah berserakan di lantai rumah.

Seluruh ruangan dipenuhi lautan sampah kemasan makanan dan minuman.

“Ada bau bangkai, saya cek di kolong mobil tidak ada tikus. Tapi ada lalat-lalat mengarah ke kamar depan (rumah korban). Saya pun curiga korban sudah meninggal. Saat kami buka pintu, di dalam banyak sampah dan korban ada di kamar depan,” kata Prihanto.

Sosok Korban

Sosok YL memang penuh misteri bagi tetangganya.

Pria asal Bandung itu mulai menempati rumah di perumahan tersebut sejak 2017.

Awalnya ia sempat bersosialisasi dan mengaku pernah bekerja di sebuah pabrik gula.

Namun, tak lama setelah berhenti bekerja, ia seolah mengasingkan diri.

“Setelah itu tidak pernah keluar rumah selama 8 tahun, kecuali hanya untuk menerima pesanan makanan,” jelas Prihanto.

Warga hanya bisa melihatnya sesekali saat kurir mengantarkan pesanan.

Momen itulah yang menjadi penampakan terakhir YL, sekitar empat hari sebelum jasadnya ditemukan.

Selama bertahun-tahun tinggal seorang diri, tak pernah sekalipun ada sanak saudara yang mengunjunginya.

Diduga Mengalami Hoarding Disorder

Melihat fakta tersebut diduga korban mengalami gangguan Hoarding Disorder.

Hoarding Disorder atau gangguan menimbun barang adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang memiliki keinginan kuat untuk menyimpan sejumlah besar barang dan yakin perlu untuk menyimpan barang itu.

Berikut gejala Hoarding Disorder:

  1. Ketidakmampuan untuk membuang harta benda
  2. Mengalami stres ekstrem saat mencoba membuang suatu barang
  3. Kecemasan tentang kebutuhan suatu barang di masa mendatang
  4. Ketidakpastian tentang di mana harus meletakkan sesuatu
  5. Tidak percaya pada orang lain yang menyentuh barang miliknya
  6. Tinggal di tempat yang tidak dapat digunakan karena berantakan
  7. Menarik diri dari teman dan keluarga

Hoarding disorder dapat diatasi dengan psikoterapi dan pemberian obat-obatan. 

Psikoterapi

Pada terapi perilaku kognitif, dokter akan melatih pasien untuk menahan keinginan menimbun barang dan membuang barang-barang yang ditumpuk.

Terapi ini dapat melibatkan anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan pasien.

Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat-obatan jika pasien menderita gangguan mental lain, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Obat-obatan yang biasanya diresepkan adalah jenis antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

(Tribunbanyumas.com/ Mazka Hauzan Naufal/ Tribunnews.com/ tribunjogja.com)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Delapan Tahun Tak Keluar Rumah, Pria Hoarding Disorder di Pati Tewas Dalam Ruangan Penuh Sampah

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved